Kamis, 05 Januari 2012

Minyak Meroket, Fokus Saham Tambang & CPO!

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Kamis (5/1) diprediksi sideways cenderung menguat. Tapi, rekomendasi positif untuk saham-saham batu bara dan CPO seiring meroketnya harga minyak.

Pada perdagangan Rabu (4/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 49,54 poin (1,28%) ke level 3.907,421 dengan intraday tertinggi 3.921,168 dan terendah 3.858,063. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 11,18 poin (1,64%) ke level 691,842.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, potensi sideways-nya pergerakan indeks domestik dengan kecenderungan menguat hari ini karena faktor teknikal. Menurutnya, berdasarkan indikator teknikal The relative strength index (RSI) 5 hari sudah mencapai 100.

Kondisi itu, kata dia, mengindikasikan pembelian terlalu banyak (overbought) pada 5 hari terakhir. Tapi, dari technical mid-chart-nya, masih mendukung untuk bullish. “Karena itu, supportIHSG berada di level 3.889 dan resistance 3.939 dengan peluang sideways cenderung menguat,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (5/1).

Meski, hari ini sideways, Willy optimistis potential upside IHSG terbuka lebar untuk menuju 4.000 Januari ini. “Memang, sebelum mencapai level tersebut, indeks akan mengalami koreksi. Untuk Kamis (5/1), meski pada sesi pagi berpeluang diwarnai profit taking sehingga memicu koreksi tips, hingga penutupan bisa bertahan pada zona positif,” ujarnya.

Secara fundamental, dia menegaskan, indeks mendapat sentiment positif dari inflasi 2011 yang landai.Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi selama Januari hingga Desember 2011 hanya 3,79%, jauh lebih rendah dibandingkan 2010 yang mencapai 6,96%.

Di sisi lain, lanjutnya, indeks juga mendapat dukungan dari faktor January Effect di mana para hede fund melakukan akumulasi beli. Pada saat yang sama, situasi krisis Eropa dan AS sudah mulai kembali tenang. “Bahkan, tanpa kita sadari, bursa Eropa sudah kembali merambat naik. Jadi, secara umum, market global masih bullish,” ungkap dia.

Potential upside indeks, juga mendapat dukungan dari posisi net buy investor asing yang menunjukkan antusiasme mereka pada bursa saham Indonesia. “Net buy dari investor asing cukup besar dalam tiga hari terakhir. Bahkan, dua hari berturut-turut, net buy asing mencapai masing-masing Rp800 miliar,” timpalnya.

Hanya saja, dia menggarisbawahi, untuk tembus 4.000 hari ini, masih jauh dicapai. Kalaupun indeks bergerak sangat bullish, level 4.000 baru akan terpecahkan pada Jumat (13/1) pekan depan. “Sebelum level 4.000 tercapai ada potensi koreksi terlebih dahulu,” ucap Willy.

Di atas semua itu, Willy merekomendasikan positif saham-saham di sektor pertambangan batu bara dan Crude Palm Oil (CPO) seiring harga minyak yang terus melambung ke atas US$102 per barel. Pemicunya, tensi sanksi dan embargo minyak Iran oleh Uni Eropa dan AS.

Di sektor pertambangan batu bara, Willy menjagokan, saham PT Berau Coal Energy (BRAU) yang punya tenaga untuk naik level Rp525 per saham dan harga saat ini dinilainya sangat tertinggal jauh.

Lalu, PT Borneo Lumbung Energi (BORN) yang berpotensi naik ke Rp1.100. Tapi menurutnya, untuk target January effect cukup di level Rp900 untuk BORN; PT Bumi Resources (BUMI) berpeluang kembali ke posisi Rp2.550 pada January Effect; PT Harum Energy (HRUM) yang potensial naik ke Rp7.500; PT Bukit Asam (PTBA) Rp19.100; dan PT Adaro Energy (ADRO).

Lalu, PT Bumi Resouces Mineral (BRMS) dengan target Rp710. Willy menjelaskan, berdasarkan info yang beredar, Direktur Utama Samin Tan keluar dari BORN dan dikabarkan akan berkonsentrasi ke BUMI Plc.

Menurut Willy, Samin Tan, membeli BUMI Plc melalui BORN dan akan fokus pada BUMI Plc yang kemungkinan akan membeli BRMS dengan harga premium. Ini jadi kabar gembira bagi investor. “Sebelum akuisisi ini terlaksana silahkan akumulasi BRMS. BRMS akan diberi harga premium di level Rp780,” tandasnya.

Di sektor CPO, saham pilihannya adalah PT London Sumatera Plantation (LSIP) dengan target Rp2.450, PT Salim Ivomas Pratama (SIMP) dengan target Rp1.300 dan PT Astra Agro Lestari (AALI) dengan target Rp23.500. “Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut untuk target January Effect,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar