Kamis, 05 Januari 2012

Inflasi Eropa melambat, euro semakin melemah

Inflasi Eropa melambat, euro semakin melemah
NEW YORK. Pergerakan euro melemah hingga ke level terendah dalam sepekan terakhir versus dollar AS. Pada pukul 17.00 waktu New York, euro melemah 0,8% menjadi US$ 1,2943. Padahal sehari sebelumnya, euro sempat menguat ke posisi US$ 1,3077, yang merupakan level paling perkasan sejak 28 Desember lalu.

Sementara itu, euro terdepresiasi 0,9% menjadi 99,29 yen. Pada 2 Januari lalu, yen keok hingga ke posisi 98,66 yen yang merupakan level paling lemah sejak Desember 2000. Sedangkan posisi dollar tak banyak mencatatkan perubahan di level 76,72 yen.

Pelemahan euro terjadi setelah inflasi Eropa melambat. Selain itu, perbankan besar Eropa menyatakan pihaknya harus menaikkan modalnya lebih bsar. Kondisi itu membuat investor bertaruh bahwa kondisi krisis utang Eropa semakin memburuk.

"Secara keseluruhan, sentimen bagi euro masih negatif. Sepertinya Spanyol menjadi anak yang bermasalah bagi Eropa dalam beberapa bulan ke depan," jelas Mark McCormick, currency strategist Brown Brothers Harriman & Co di New York.

Sekadar informasi, mata uang bersama 17 negara ini sudah keok 5,1% dalam enam bulan terakhir. Hal ini menjadikan euro sebagai mata uang kedua dengan performa terburuk setelah franc di antara 10 mata uang negara maju dunia. Sedangkan dollar perkasa 6,7% dan yen menguat 12% pada periode yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar