Senin, 16 Mei 2011

Butuh dana US$ 730 juta, TPIA gelar rights issue

Butuh dana US$ 730 juta, TPIA gelar rights issue
JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bersiap menggelar aksi korporasi untuk membiayai ekspansi usaha. Perusahaan produsen zat kimia ini akan menerbitkan saham baru alias rights issue sebanyak 145 juta saham atau 20% dari total modal disetor.

Aksi ini akan menambah porsi saham publik menjadi minimal 25%. "Kami berharap, ini bisa membuat saham lebih likuid," kata Suryandi, Sekretaris Perusahaan TPIA Pasalnya, tiga pemegang saham terbesar TPIA, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Marigold Resources Pte., Ltd dan Apleton Investment Ltd tidak akan mengeksekusi haknya.

Mereka akan menjual hak tersebut pada PT DBS Vickers Securities Indonesia, Deutsche Bank AG, UBS AG, dan Morgan Stanley Asia (Singapore) Ltd. Keempat institusi ini sekaligus bertindak sebagai pembeli siaga atau standby buyer.

Penawaran saham baru ini akan dimulai pada 1 Juli mendatang. Sekadar informasi, pada Jumat pekan lalu (13/5), harga saham Chandra Asri sebesar Rp 4.625 per saham.

TPIA berencana menggunakan 90% dana hasil rights issue untuk pengembangan usaha. Perusahaan ini akan meningkatkan kapasitas produksi cracker, polietilena, butadiena, butene-1 dan berbagai produk petrokimia.

TPIA akan mulai membangun pabrik butadiena pada bulan depan. Perkiraan investasi sampai US$ 130 juta. Pabrik yang ditargetkan beroperasi 2013 ini berkapasitas produksi hingga 100.000 ton per tahun. "Ini merupakan pabrik butadiena pertama di Indonesia," kata Suryandi.

Langkah ini merupakan upaya Chandra Asri menyambung mata rantai produksi petrokimia dari hulu ke hilir. Butadiena merupakan bahan baku karet sintetis (styrene butadiene rubber).

TPIA juga akan segera meningkatkan kapasitas produksi cracker yang semula 600.000 ton per tahun menjadi 1 juta ton per tahun.

Selain itu Chandra Asri berencana menambah kapasitas produksi polietilena dari 320.000 ton menjadi 536.000 ton per tahun. Suryandi bilang, dana yang disiapkan untuk penambahan kapasitas cracker dan polietilena itu mencapai US$ 600 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar