Senin, 16 Mei 2011

Pasar Rontok Terimbas China & Skandal Seks IMF

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah dan indeks saham domestik kompak melemah tajam. Potensi kenaikan kembali suku bunga China dan skandal seks Managing Direktur IMF Dominique Strauss-Kahn ikut menjadi pemicunya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu ketidakpastian krisis utang di zona euro yang semakin meningkat. Hal itu terjadi setelah penangkapan Managing Direktur International Monetary Fund (IMF) Dominique Strauss-Kahn atas tuduhan percobaan perkosaan di New York, Sabtu (14/5).

Secara umum, menuru Christian, hal itu menjadi sentimen negatif di pasar sehingga memperkuat dolar AS atas euro dan menjadi tekanan bagi rupiah. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.578 dan terkuatnya 8.561 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (16/5).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (16/5) ditutup melemah tajam 34 poin (0,39%) menjadi 8.574/8.584 per dolar AS dari posisi akhir pekan lalu 8.540/8.545.

Ia memaparkan, Strauss-Kahn dijadwalkan bertemu para menteri keuangan Eropa hari ini untuk membahas krisis utang Eropa. Tapi, dengan adanya penangkapan karena kasus asusila tersebut memicu krisis kepemimpinan di IMF. "Karena itu, pasar semakin mengkhawatirkan terjadinya restrukturisasi utang Yunani," ujarnya.

Skandal itu menyebabkan pertemuan para menteri keuangan Uni Eropa hari ini, tidak didukung oleh IMF. Pasar mengantisipasi skenario terburuknya yakni akan adanya realisasi struktur utang Yunani. "Paling tidak, penjadwalan ulang Surat Utang Yunani yang jatuh tempo," papar Christian.

Di sisi lain, rupiah juga mendapat tekanan dari bursa saham yang melemah. Kondisi itu dipicu potensi kenaikan suku bunga di China sehingga turut memicu pengalihan risiko. Akibatnya mata uang dolar AS secara keseluruhan kembali menguat. "Semua itu, otomatis menjadi tekanan bagi rupiah," tutur Christian.

Karena itu, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4110 dari sebelumnya US$1,4239 per euro," imbuh Christian.

Dari bursa saham, pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 32,790 poin (0,856%) ke level 3.799,23 salah satunya dipicu oleh hari ‘kejepit’ nasional yang rancu di mana beberapa instansi pemerintahan libur sedangkan instansi lainya tetap buka. Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk yang buka.

Kondisi itu, lanjut Willy, membuat pelaku pasar juga rancu dalam mengambil posisi saham. Apalagi, situasi itu bersamaan dengan pelemahan bursa regional yang dipimpin oleh Dow Jones yang turun 100,17 poin (0,79%) ke level 12.595,80. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar