Senin, 16 Mei 2011

Marak Sentimen Negatif, IHSG-Rupiah Kompak Melemah

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 32 poin akibat maraknya sentimen negatif yang beredar, mulai dari global hingga regional. Atas koreksi itu, IHSG akhirnya parkir di level 3.799.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.575 per dolar AS dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di Rp Rp 8.545 per dolar AS.

Mengawali perdagangan, pagi tadi, IHSG dibuka terkoreksi 19,246 poin (0,50%) ke level 3.812,775. Atas rebound akhir pekan lalu posisi indeks sudah mendekati area overbought sehingga rawan koreksi.

Indeks jatuh semakin lama semakin dalam seiring melemahnya mayoritas indeks sektoral di pasar modal. Saham-saham unggulan kembali dilepas investor, terutama saham-saham tambang.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG jatuh 39,971 poin (1,05%) ke level 3.792,050. Maraknya sentimen negatif membuat indeks sulit bergerak ke atas.

Semakin sore, indeks semakin tenggalam. Aksi ambil untung semakin marak terjadi di lantai bursa. Saham-saham unggulan berkapitalisasi besar terkena tekanan jual.

Mengakhiri perdagangan di harpitnas, Senin (16/5/2011), IHSG terkoreksi 32,795 poin (0,86%) ke level 3.799,226. Sementara Indeks LQ 45 melemah 6,298 poin (0,93%) ke level 676,100.

Satu sektor mencoba menarik IHSG kembali ke zona hijau, yaitu industri dasar. Namun apa daya, hampir seluruh indeks sektoral terjebak di zona merah sehingga upaya tersebut sia-sia.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 108.967 kali pada volume 5,543 miliar lembar saham senilai Rp 1,859 triliun. Sebanyak 84 saham naik, 156 saham turun, dan 81 saham stagnan.

Sentimen negatif datang dari Eropa, salah satunya ditangkapnya Managing Director IMF, Dominique Strauss-Kahn akibat dituduh mencoba memperkosa di Hotel New York. Hal ini memicu melemahnya Euro sehingga membuat dolar AS meninggi.

Secara tak langsung sentimen tersebut membuat harga minyak dunia merosot dan dikhawatirkan berimbas kepada harga-harga komoditas. Investor asing pun tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) sebanyak Rp 423,991 miliar di seluruh pasar.

Selain itu, krisis utang Yunani yang berkepanjangan menyebabkan bursa-bursa di Asia tenggelam di lautan merah. Bursa saham China melemah untuk hari keempatnya secara berturut-turut seiring melonjaknya harga pangan negara dan kekhawatiran cepatnya laju inflasi.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 21,08 poin (0,73%) ke level 2.849,95.
  • Indeks Hang Seng anjlok 315,64 poin (1,36%) ke level 22.960,63.
  • Indeks Nikkei 225 turun 90,47 poin (0,94%) ke level 9.558,30.
  • Indeks Straits Times ambruk 32,08 poin (1,01%) ke level 3.131,60.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 2.150 ke Rp 22.750, Adira Finance (ADMF) naik Rp 600 ke Rp 14.300, Astra Internasional (ASII) naik Rp 550 ke Rp 59.050, dan Fast Food (FAST) naik Rp 450 ke Rp 10.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.950 ke Rp 18.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.250 ke Rp 44.700, Indospring (INDS) naik Rp 900 ke Rp 4.250, United Tractor (UNTR) turun Rp 650 ke Rp 21.800.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar