Senin, 12 September 2011

Apakah IHSG Terus Bergairah Pekan Depan?

Jakarta - Pasca libur Lebaran 2011, pasar modal Indonesia kembali bergairah. Terjadi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak Senin (5/9/2011), setelah pada sisa waktu sebelum libur Lebaran, indeks hanya berada di level 3.841,73.

Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG langsung meningkat 28 poin (0,73%) ke level 3.870,13. Pasar modal Indonesia pun menguat sendiri ditengah kondisi global yang diterpa sentimen negatif akibat pelemahan Wall Street.

Sehari berselang, IHSG tidak tertahankan untuk naik dan akhirnya ditutup pada level 3.889,97 pada sesi akhir perdagangan Selasa (6/9/2011). Indeks bahkan kembali berada di level 4.000 pada pertengahan pekan di awal September.

IHSG berhasil menduduki posisi tertinggi 4.028,48 sejak melemah signifikan pada bulan Agustus 2011. Meski demikian, kenaikan indeks mereda dan parkir di level 4.001,43 di akhir perdagangan Rabu lalu.

Meski jelang akhir pekan, IHSG mengalami penurunan terbatas (0,175) ke level 3.998,5, tetap saja sudah terjadi tren peningkatan. Bahkan secara teknikal IHSG telah menembus level resistance di 4020 dengan candlestick yang kembali membentuk pola spinning top sementara indikator stochastic telah bergerak melandai di area overbought.

Berdasarkan riset Kresna Securities, pada perdagangan pekan depan indeks akan bergerak mixed dan berpotensi menjajal level baru 4.086. "Minimnya katalis positif di market, membuat IHSG kembali berkonsolidasi dalam rentang yang sempit. Keputusan kongres AS mengenai stimulus fiskal akan menjadi sentimen pendorong bursa global, dengan kisaran 3940-4080," ungkap Departemen Riset Kresna Securities, seperti dikutip detikFinance, Minggu (11/9/2011).

Menurut Direktur Invesment Banking PT Makinta Securities Harry Kurniawan, arus modal asing memang telah kembali masuk Indonesia, namun masih terbatas. Ini karena minimnya pilihan saham-saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Indonesia kan size-nya kecil. Mungkin masuk, tapi kecil. Lebih karena menahan sementara. (Investor asing) Mereka masih berhitung. Market (global) terlanjur jatuh, dan mereka juga sedang menunggu komitmen atas kebijakan-kebijakan baru," kata Harry.

"Lagi pula saat ini saham-saham big cap udah ngga likuid. Emiten-emiten lain likuiditasnya rendah. Mereka juga ga mau bisa beli, kemudian ga bisa keluar (jual). Potensi pasar Indonesia besar, tapi sedikit-sedikit," imbuhnya.
(wep/hen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar