Senin, 12 September 2011

Rupiah lunglai ke level paling lemah dalam dua bulan terakhir

Rupiah lunglai ke level paling lemah dalam dua bulan terakhir
JAKARTA. Pergerakan rupiah pagi ini tampak lunglai. Isu kemungkinan gagal bayar (default) Yunani atas utangnya membuat rupiah keok ke level paling lemah dalam dua bulan terakhir. Pasalnya, spekulasi utang Yunani memangkas tingkat permintaan investor atas aset-aset emerging market.

Pada pukul 08.15, rupiah melemah 0,2% menjadi 8.607 terhadap dollar. Pada transaksi sebelumnya, mata uang Garuda ini sempat menyentuh posisi 8.614, level paling lemah sejak 29 Juni lalu. Kendati begitu, jika dihitung, penguatan rupiah sudah mencapai 4,3% sepanjang tahun ini. Hal itu menjadikan rupiah sebagai mata uang Asia terbaik, selain Jepang.

"Banyak isu negatif berasal dari kawasan Eropa. Saya melihat banyaknya aksi pelepasan resiko di Asia terkait hal itu. Bursa saham Asia melorot dan kondisi itu menekan pergerakan mata uang Asia, termasuk di dalamnya rupiah," jelas Gundy Cahyadi, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp.

Sekadar tambahan informasi, pada 9 September lalu, tiga staf pemerintahan Jerman yang tak mau namanya disebut mengungkapkan, pemerintahan Kanselir Angela Merkel tengah membahas bagaimana menyelamatkan perbankan Jerman jika Yunani tidak dapat mencapai target pemangkasan anggaran sehingga gagal mendapat bailout.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar