Senin, 12 September 2011

IHSG Terkoreksi, Investor Wait & See Dulu

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi IHSG siang ini diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Investor pun disarankan untuk wait and see terlebih dulu.

Pada sesi pertama perdagangan Senin (12/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 73,55 poin (1,84%) ke level 3.924,953. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45yang turun 15,52 poin (2,20%) ke angka 689,727.
Laju indeks siang ini kurang ramai, hanya didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 1,206 miliar lembar saham di pasar reguler dan total 1,431 mencapai miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,143 triliun di pasar reguler dan total Rp1,210 triliun dan frekuensi 43.741 kali. Hanya 27 saham menguat, sedangkan 208 saham melemah dan 49 saham stagnan.
Pelemahan indeks, juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign buy) sebesar Rp86,02 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp384.9miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp470,9 miliar.
Semua sektor saham kompak mendukung pelemahan indeks. Sektor keuangan memimpin penurunan 2,25%, disusul infrastruktur 2,10%, konsumsi 2,08%, pertambangan 2%, industri dasar 1,76%, property 1,60%, manufaktur 1,53%, perdagangan 1,40%, perkebunan 0,97% dan aneka industri 0,68%.
Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, indeks saham domestik akan terus melemah hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.910 dan resistance 4.025,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (12/9).
Menurut Cece, koreksi indeks hari ini dipicu oleh anjloknya bursa Dow Jones Industrial Average (DJIA)akhir pekan lalu yang ditutup turun tajam 303,68 poin (2,69%) ke level 10.992,10yang berimbas negatif ke bursa Asia termasuk IHSG. “Kondisi itu dipicu oleh keraguan investor di Amerika atas stimulus yang dugulirkan Presiden AS Barack Obama senilai US$447 miliar bisa mengangkat perekonomian AS,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, dari Eropa market juga mendapat sentimen negatif setelah Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), Juergen Stark, tiba-tiba mengudurkan diri dari posisinya pada Jumat (9/9) waktu setempat.

Seperti diberitakan, secara resmi, Stark (63) hanya menyatakan mengundurkan diri karena alasan pribadi, sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2014. Tapi, menurut Cece, para pengamat membaca bahwa tindakan ini menunjukkan telah terjadi perpecahan berat di dalam tubuh ECB dalam langkahnya untuk menyelamatkan zona euro. “Jadi, faktor AS dan Eropa jadi sentimen negatif di market saat ini,” ujarnya.

Dalam situasi ini, dia menyarankan wait and see atas beberapa saham di sektor ritel, infrastruktur, konsumsi dan grup Astra untuk kemudian membelinya pada level support ketiga. Saham-saham pilihannya adalah PT Matahari Putra Prima (MPPA), PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS), PT Mitra Adi Perkasa (MAPI) dan PT Jasa Marga (JSMR).

Lalu, PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) dan cermati juga saham PT Astra Internasional (ASII). “Saya rekomendasikan wait and see saham-saham tersebut dan beli di level support ketiga dengan pola permainan, trading yang cepat,” imbuhnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar