Rabu, 21 September 2011

Gain Memudar, Wall Street Ditutup Flat

New York - Saham-saham di bursa Wall Street ditutup flat karena investor sedang menunggu pengumuman dari Bank Sentral AS, apakah akan mengumumkan stimulus ekonomi lanjutan. Investor juga menunggu perkembangan dari Yunani yang sedang dibayangi gagal bayar.

Kabar dari Yunani, negara tersebut sedang memberikan janji lanjutan untuk memangkas sektor publiknya sebelum conference call dengan para kreditor internasional. Yunani kini sedang dalam tekanan kebutuhan dana tunai untuk menghindari kebangkrutan dalam beberapa bulan terakhir.

Bank Sentral AS yang sedang melakukan pertemuan 2 hari juga diharapkan mengumumkan rencana intervensi pasar surat utang guna menekan suku bunga jangka panjang yang kini sudah mencapai titik terendahnya sepanjang sejarah. Operasi Bank Sentral AS itu dikenal sebagai Operation Twist.

"Mereka sedang fokus pada fakta bahwa banyak orang mengharapkan banyak hal keluar dari the Fed ketimbang apa yang mereka akan dapat-- mereka akan mendapatkan 'the Twist', tapi mereka tidak akan mendapatkan QE3 (kebijakan quantitative easing 3," ujar Ken Polcari, managing director ICAP Equities seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/9/2011).

"Mereka mencari kepastian, bukan tebak-tebakan karena ketidakpastian yang menyebakan pasar menjadi penuh ketidakpastian. Jika pasar semakin jelas kemana perginya, maka mereka akan mulai berdagang kembali berdasarkan fundamental, tapi jika tidak jelas, maka perdagangan hanya akan berdasarkan berita headline karena ini menjadi penuh ketidakpastian," imbuhnya.

Mengawali perdagangan, saham-saham menguat dengan ketiga indeks naik hingga 1% dan indeks Dow Jones sempat mencetak titik tertingginya di 11.550,22.

Pada perdagangan Selasa (20/9/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat tipis 7,65 poin (0,07%) ke level 11.408,66. Indeks Standard & Poor's 500 melemah tipis 2 poin (0,17%) ke level 1.202,09 dan Nasdaq melemah 22,59 poin (0,86%) ke level 2.590,24.

Saham-saham sektor defensif seperti utilitas, telekomunikasi, kesehatan mencatat kenaikan terbesar, yang mengindikasikan kegugupan sejumlah investor.

Saham AT&T Inc naik hingga 1% menjadi US$ 28,85, sementara Celgene Corp melonjak 7,1% menjadi US$ 65,65, menjelang review oleh regulator Eropa untuk obat multiple sclerosisnya.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan volume terendah dalam 1 bulan terakhir. Perdagangan di New York Stock Exchange tercatat hanya 7,07 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian sebesar 7,9 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar