Rabu, 21 September 2011

Karena Cemas, Investor Memilih Emas

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Harga emas cenderung sideways jelang hasil keputusan The Fed pada FOMC Meeting, Kamis (21/9) dinihari WIB. Meski begitu, logam mulia ini merangkak naik sehingga harganya berkilau.

Periset dan analis PT Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, harga emas, pada perdagangan Rabu (21/9) cenderung berkilau ke level US$1.814 per troy ounce. Pemicu utamanya adalah faktor eksternal. Apalagi, setelah Standard & Poor’s (S&P) memangkas peringkat utang Italia.

Kondisi itu, lanjutnya, menambah tekanan negatif pada kawasan Eropa yang saat ini terlilit utang. Sementara itu, ketidakpastian hasil Federal Open Market Committee (FOMC) nanti malam, juga memicu kewaswasan sehingga turut mendukung penguatan harga logam mulia. “Dari pada cemas, investor lebih memilih emas,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (21/9).

Daru menjelaskan, karena level support US$1.765 cukup kuat, sudah memicu optimisme untuk aksi beli. Tapi, tren bearish untuk beberapa hari ke depan, harus dipatahkan. Jangan sampai kembali ke tren bearish 1.765. “Karena itu, butuh penguatan lanjutan untuk tembus resistance US$1.825 yang menjadi level kritis,” ujarnya.

Menurutnya, level tersebut menjadi resistance utama emas untuk saat ini. Jika tembus resistance itu, akan mengembalikan tren bullish lagi untuk harga emas. Hanya saja, sebelum tembus US$1.825 pasar cenderung wait and see sehingga emas sideways. “Tapi, meski sideways, harga emas cenderung merangkak naik,” ungkap dia.

Sebelum mencapai US$1.825, ada resistance minor yang harus ditembus yaitu US$1.820. Sebagai level kristis untuk bullish lanjutan, jika tembus US$1.825, emas berpeluang menguat ke level US$1.827,70 yang merupakan level tertinggi 19 September. “Berikutnya adalah US$1.845 yang merupakan level tertinggi 14 September,” paparnya.

Sementara itu, level support kuat US$1.777 cukup jauh yang jadi double buttom. Sebab, untuk melemah ke level tersebut, harus tembus level US$1.800-an per troy ounce. Level US$1.800 sangat kuat karena sepanjang perdagangan Rabu (21/9) level tersebut hanya ditembus tipis ke US$1.799 dan kembali mantul ke atas.

Karena itu, bagi pelaku pasar yang spekulatif atas pertemuan FOMC Rabu (21/9) siang waktu atau Kamis (22/9) dinihari WIB, saatnya beli emas di level saat ini US$1.814 per troy ounce. “Hanya saja, untuk pembelian, lebih baik beli di level US$1.800 per troy ounce meskipun level ini pun belum tentu aman karena adanya ketidakjelasan arah market,” papar Daru.

Menurutnya, cukup beruntung bagi mereka yang sempat beli di level double buttom US$1.770 pada sesi pagi dan sore pada 20 September. Untuk saat ini, arah US$1.770 harus memecahkan level US$1.800 yang susah ditembus ke bawah. “Jika US$1.790-1.780 pecah ke bawah, baru level 1.770-1.765-nya, tidak tertutup kemungkinan tercapai,” ungkap Daru.

Sebab, pada 19 September, begitu mencapai level tertinggi US$1.825, emas turun tajam ke level US$1.765-1.770. Kondisi itu, bisa terjadi jika ekspektasi pasar bahwa Gubernut The Fed dalam FOMC memutuskan untuk me-roll over (membeli kembali obligasi pemerintah AS yang jatuh tempo dengan tenor yang lebih panjang). “Emas berpeluang koreksi jangka pendek. Untuk jangka panjang, tren emas tetap naik selama Eropa dan AS masih diselimuti ketidakpastian,” imbuh Daru. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar