Kamis, 20 Oktober 2011

Bursa Asia Semakin Ambles, IHSG Terpangkas 62 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 62 poin menyusul jatuhnya bursa-bursa Asia. Sentimen negatif datang dari Eropa atas kembali memanasnya krisis utang setempat.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di posisi Rp 8.820 per dolar AS sama seperti penutupan perdagangan kemarin.

Mengawali perdagangan, IHSG dibuka menipis 10,636 poin (0,29%) ke level 3.674,670. Tarik-ulur penyelesaian krisis utang Eropa membuat IHSG semakin labil dari hari ke hari.

Maraknya aksi ambil untung membuat indeks tak mampu bergerak ke arah zona hijau. Tekanan jual terjadi di saham-saham berbasis komoditas terutama tambang.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 36,428 poin (0,99%) ke level 3.684,878 tertekan memanasnya situasi krisis Eropa sehingga turun 36 poin. Sentimen tersebut memicu pelaku pasar melakukan aksi ambil untung.

Aksi ambil untung semakin marak terjadi, beberapa investor memilih amankan portofolionya sebelum pasar jatuh semakin dalam akibat sentimen negatif krisis Eropa. Posisi terendah yang sempat disinggahi indeks kali ini di 3.593,656.

Mengakhiri perdagangan, Kamis (20/10/2011), IHSG ditutup terpangkas 62,530 poin (1,70%) ke level 3.622,776. Indeks LQ 45 ditutup turun 12,739 poin (1,94%) ke level 641,276.

Saham-saham berbasis komoditas terkena profit taking paling tinggi. Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun 'kebakaran' di tengah perdagangan yang lesu.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 106.775 kali pada volume 4,12 miliar lembar saham senilai Rp 3,35 triliun. Sebanyak 43 saham naik, sisanya 204 saham turun, dan 53 saham stagnan.

Investor asing pun memilih aman dan keluar sejenak dari pasar modal. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 193,249 miliar di seluruh pasar.

Kabar negatif kembali datang dari Eropa. Setelah memangkas peringkat utang Spanyol, Moody's kali ini menurunkan peringkat lima bank di negara matador tersebut.

Selain itu, lembaga pemeringkat internasional lainnya, Standard & Poors, memotong peringkat utang luar negeri Slovenia yang dinilai kondisi finansialnya semakin tergerus sejak krisis tahun 2008 lalu.

Ditambah rencana penyelamatan dengan cara memberikan dana talangan sebesar US$ 2 triliun yang tak kunjung disepakati. Tarik-ulur ini semakin membuat investor khawatir akan arah perekonomian dunia.

Bursa di regional jatuh semakin dalam hingga sore hari ini. Aksi ambil untung marak terjadi di pasar saham regional. Koreksi terbanyak dialami bursa saham

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 46,15 poin (1,94%) ke level 2.331,37.
  • Indeks Hang Seng jatuh 326,12 poin (1,78%) ke level 17.983,10.
  • Indeks Nikkei 225 terpangkas 90,39 poin (1,03%) ke level 8.682,15.
  • Indeks Straits Times terkoreksi 25,23 poin (0,93%) ke level 2.694,98.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Goodyear (GDYR) naik Rp 500 ke Rp 9.900, Multibreeder (MBAI) naik Rp 300 ke Rp 14.800, Jasa Marga (JSMR) naik Rp 150 ke Rp 3.825, dan BFI Finance (BFIN) naik Rp 100 ke Rp 6.050.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.650 ke Rp 40.600, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.500 ke Rp 67.800, Century Textile (CNTX) turun Rp 1.100 ke Rp 6.000, dan Sepatu Bata (BATA) turun Rp 1.000 ke Rp 55.000.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar