Kamis, 27 Oktober 2011

Harga logam dasar mulai memanas

JAKARTA. Harga logam dasar makin panas. Di Bursa Logam London (LME), Rabu (26/10), harga tembaga naik 3% menjadi US$ 7.753 per ton, nikel naik 1% ke US$ 19.950 per ton dan aluminium naik 0,7% menjadi US$ 2.239 per ton.

Pemicu kenaikan harga logam ini beragam. Sebut saja Konferensi Tingkat Tinggi para pimpinan Uni Eropa. Pertemuan itu diyakini akan membawa penyelesaian bagi krisis Eropa.

Kabar bagus juga datang dari China, negara pengguna logam terbesar di dunia. Perdana Menteri China Wen Jiabao, kemarin, mengatakan China akan menyesuaikan kebijakan ekonomi dan menjaga pertumbuhan uang beredar di China. Pernyataan Wen memicu spekulasi bahwa China akan melonggarkan kebijakan peredaran uang serta memacu kredit usaha.

Pasar mengharapkan pelonggaran tersebut diterapkan dalam waktu dekat. "Ketatnya syarat kredit melemahkan perusahaan kecil," ujar Ren Yunpeng, analis China International Futures Co kepada Bloomberg, kemarin.

Dari Jepang, ada kabar mengenai penurunan produksi tembaga selama September tahun ini sebesar 6,8% dibandingkan produksi di September tahun lalu. Pada September ini, produksi Jepang hanya 68.550 ton, sedangkan tahun lalu 75.581 ton.

Kisruh di PT Freeport Indonesia telah menurunkan suplai tembaga. Sebanyak 8.000 orang dari 23.000 karyawan Freeport mogok kerja selama satu bulan terakhir, sehingga mengganggu produksi perusahaan tambang di Papua itu (lihat halaman 15).

Kemungkinan penurunan pasokan ini membawa tembaga memimpin kenaikan harga komoditas logam. Harga tembaga di Comex, kemarin, naik 2,19% menjadi US$ 349 per pon. Sedangkan kenaikan harga komoditas logam sektor industri rata-rata 0,41%.

Outlook global

Ibrahim, Analis Senior Harvest International Futures, optimistis harga logam dasar hingga pertengahan November akan meningkat. "Permintaan dari China masih besar, dan November rencana AS menggelontorkan stimulus tahap ketiga," ujar dia.

Dia memprediksi pejabat Eropa akan mengumumkan kabar positif, setidaknya dalam bulan ini. "Kelihatannya sudah ada titik temu antara Jerman dan Prancis. Ini akan positif untuk saham, komoditas, dan tentunya logam dasar," tambah Ibrahim. Dia melihat, harga tembaga di pertengahan November US$ 8.000 per ton, nikel diperkirakan US$ 20.150 per ton dan timah US$ 22.750 per ton.

Tapi Kepala Riset Real Time Futures, Wahyu Tribowo Laksono, menilai pergerakan harga logam dasar akan terbatas. "Faktor terpenting adalah outlook ekonomi global yang masih terancam krisis," kata dia.

Wahyu mengatakan data-data ekonomi saat ini masih lemah dan ekonomi global membutuhkan stimulus. "Jika stimulus terlaksana, maka bisa menahan harga komoditas dari kejatuhan," imbuh dia. Minus stimulus, harga logam akan terkonsolidasi.

Proyeksi Wahyu, harga tembaga pertengahan November berkisar dari US$ 7.450 hingga US$ 7.800 per ton. Sedang kisaran harga untuk nikel US$ 19.550-US$ 20.250 per ton. Lalu timah US$ 22.000 hingga US$ 22.600 per ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar