Rabu, 12 Oktober 2011

Harga minyak tumbang setelah Slovakia menentang revisi bailout

Harga minyak tumbang setelah Slovakia menentang revisi bailout
MELBOURNE. Minyak mentah jatuh untuk pertama kali dalam enam hari terakhir. Koreksi harga minyak terjadi setelah anggota parlemen Eropa dan AS menolak rencana bailout.

Minyak WTI untuk pengiriman November turun US$ 1,29 ke level US$ 84,52 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan bergerak ke US$ 85,06, pada pukul 13.35 waktu Sydney. Kemarin, kontrak yang sama menguat 0,5% ke posisi tertinggi sejak penutupan 21 September, yaitu di US$ 85,81 per barel.

Sementara, minyak Brent untuk pengantaran November tergerus 0,3% ke US$ 110,36 per barel di bursa ICE Futures Europe, London, kemarin.

Sentimen di pasar minyak melemah setelah semalam anggota parlemen Slovakia menentang penambahan dana bailout untuk wilayah Euro. Slovakia adalah satu-satunya negara yang belum meratifikasi peningkatan Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa. Perdana Menteri Iveta Radicova menyebut, anggota parlemen harus mengambil keptuusan sesegera mungkin.

Harga minyak juga tertekan, karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun ini dan tahun depan. Penurunan proyeksi permintaan ini mengacu pada prediksi bakal melemahnya negara-negara industri.

Managing director of Commodity Broking Services Pty. Jonathan Barrat menilai, pasar mulai mencoba untuk mengatasi semakin dalamnya isu Eropa. "Investor mempertanyakan kontinuitas atau keberlanjutan permintaan minyak mentah," ujarnya di Sydney, hari ini.

Di sisi lain, besok, Departemen Energi AS akan melaporkan jumlah cadangan minyak. Hasil survei ekonom oleh Bloomberg memprediksi, stok minyak mentah AS kemungkinan meningkat 800.000 barel pada pekan lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar