Rabu, 12 Oktober 2011

Sell on Strength pada Saham Penggerak IHSG!

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Rabu (12/10) diprediksi melemah. Sebab, penguatan indeks kemarin hanya mendekati area resistance. Saatnya sell on strength pada saham-saham penggerak indeks!

Pada perdagangan Selasa (11/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG )ditutup menguat 80,669 poin (2,34%) ke level 3.531,753, dengan intraday tertinggi di 3.563,40 dan terendah di 3.451,63. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 16,936 poin (2,79%) ke level 622,900.

Technical analyst dari Jsxpro.com Tommy Yu mengatakan, potensi pelemahan indeks saham domestik hari ini salah satunya karena pelemahan bursa Eropa dan Wall Street. Sebab, pergerakan indeks saat ini, sangat rentan terhadap pergerakan bursa regional.

Apalagi, lanjut Tommy, selama Uni Eropa belum memiliki langkah kongkrit untuk menyelesaikan krisis utang kawasan itu, belum ada katalis positif bagi indeks. “Support IHSG berada di level 3.250-3.300 dan 3.575-3.600 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (11/10).

Sejauh ini, lanjutnya, penanganan krisis Eropa masih maju mundur. Selama krisis Eropa belum memiliki titik terang, IHSG akan sideways dalam kisaran saat ini. “Seperti Yunani, apakah masih dibailout, tidak, dibailout, tidak?” timpalnya.

Dia menegaskan, jika Yunani jatuh, Eropa pun bakal jatuh. Lalu, bursa Eropa dan AS pun bakal jatuh termasuk IHSG. Meskipun, dari sisi perekonomian tidak akan berdampak langsung ke Indonesia.

Sementara itu, memang, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis berjanji akan mengeluarkan rencana komprehensif penyelesaian krisis utang. Tapi, itu baru sebatas janji. “Janji, biasanya diingkari. Berita positif Eropa bisa berubah negative dalam sekejap. Begitu juga sebaliknya. Selama berita positif itu belum terekam dalam perubahan trend dari bearish ke bullish, indeks masih sideways,” tandasnya.

Lebih jauh, Tommy mengakui, laju IHSG kemarin mengalami perbaikan setelah ditutup menguat 2,34%. Sayangnya, indeks belum memasuk fase up trend-nya. Artinya, indeks belum confirm balik ke arah bullish. Jadi, kondisi indeks masih sideways dalam fase down trend-nya. “Memang, IHSG sudah mendekati resistance terdekatnya 3.575-3.600,” tuturnya.

Secara teoritis, sudah memasuki area resistance yang menandakan, akan tembus ke atas jika penguatan berlanjut dan jika tidak, justru akan balik arah jatuh. Jadi, untuk menguat, harus terkonfirmasi dalam 1-2 candle ke depan. “Tapi, karena faktor bursa regional, secara teknikal, IHSG masih berat untuk tembus resistance 3.575,” tandasnya.

Lebih jauh Tommy menjelaskan, jika support 3.250-3.300, ditembus ke bawah sangat bahaya. IHSG kritis karena tidak ada lagi yang bisa menolong sehingga jatuhnya akan sangat dalam. Skenarionya, indeks bisa turun ke 2.550-2.600.

Sebab, secara teknikal, indeks sudah menciptakan Head And Shoulders dengan neckline (garis leher)-nya di kisaran 3.300-an. Secara teori, jika garis lehernya putus, peluang kejatuhan IHSG ke 2.550-2.600. “Ini bisa kejadian, bisa juga tidak,” ungkapnya.

Sebaliknya, IHSG akan memulai fase bullish, jika tembus 3.750-3.800. Jika ini yang terjadi, tren bearish indeks berubah menjadi tidak bearish. Ke depannya, bisa bullish atau sideways. Sebab, secara teknikal, jika tembus 3.700, indeks masih berpotensi turun kembali. “Peluangnya, IHSG masih 50:50 baik penurunan ke 2.550 ataupun penguatan ke 3.800,” paparnya.

Dalam situasi ini, Tommy menyarankan untuk trading (bermain jangka pendek) karena indeks dalam down trend. Dia wanti-wanti agar trader tidak mengambil posisi terlebih dahulu. Wait and see saja. “Jika indeks sudah berada di 3.300-an, baru bisa pilih-pilih saham kembali. Begitu juga jika indeks tembus 3.600 ke atas, baru bisa mengambil posisi,” timpal Tommy.

Dia menjelaskan, jika indeks jatuh, saham-saham perbankan seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA) serta PT Astra Internasional (ASII) yang bakal naik terlebih dahulu. Sebab, saham-saham tersebut merupakan index mover. “Tapi, jika jatuh pun, saham-saham tersebut juga jatuh terlebih dahulu,” tuturnya.

Karena itu, lanjut dia, untuk Rabu (12/10) ini jika masih ada kesempatan, trader lebih baik sell strength saham-saham tersebut. Sebab, secara teknikal belum ada sinyal balik arah melemah. Pelemahan indeks semata faktor regional. “Sell on strength cocok, karena indeks sudah naik kencang dan berada di area resistance. Kecuali, jika resistance 3.600 ditembus,” imbuh Tommy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar