Senin, 07 November 2011

Disiplin Trading Jangka Pendek!

INILAH.COM, Jakarta – Kenaikan IHSG di atas 2% akhir pekan lalu, dinilai bersifat temporer seiring situasi eksternal yang sangat tidak pasti. Pelaku pasar disarankan disiplin sebagai short term trader.

Pada perdagangan Jumat (4/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 77,82 poin (2,10%) ke level 3.783,628. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 15,51 poin (2,35%) ke angka 674,743.

Felix Sindhunata, Kepala Riset Henan Putihrai Securities memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik dalam sepekan ke depan, bakal fluktuatif dalam kisaran yang lebar. “Indeks akan bergerak dalam rentang support 3.680-3.620 dan resistance 3.880,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurutnya, fluktuasi IHSG semata dipicu oleh faktor eksternal yang saat ini sangat tidak pasti. Ia menilai, kenaikan IHSG pada Jumat (4/11), hanya bersifat temporer setelah Perdana Menteri Yunani George Papandroeu membatalkan referendum untuk menerima atau menolak bailout dari Uni Eropa. “Penguatan IHSG kemarin hanya sementara,” tandas Felix.

Dia menjelaskan, kecemasan pasar pada Yunani belum sirna, Italia bakal segera menjadi fokus pasar. Felix menilai, situasi ekonomi di Yunani dan Italia merupakan cermin dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah. “Kondisi itu diperparah dengan faktor politik yang sangat kental,” ungkapnya.

Menurutnya, jika Papandreou terpaksa harus melakukan percepatan pemilu, otomatis bantuan Eropa ke negeri Para Dewa itu semakin melambat. “Karena Yunani membatalkan referendum, bantuan untuk Yunani seharusnya bisa dikucurkan,” ujarnya.

Hingga saat ini, ia menambahkan, pencairan bailout Yunani belum confirm. Karena itu, dalam sepekan ke depan, pergerakan IHSG berpeluang fluktuatif. Dia mengakui, kondisi market sulit sekali ditebak. Meskipun, untuk investasi dengan jangka yang panjang masih optimistis.

Tapi, kembali dia menegaskan, masalah Yunani dan Eropa secara keseluruhan masih menyimpan masalah yang sangat besar. Kehebohan pasar yang terjadi saat ini, baru Yunani dengan beban utang 370 miliar euro dan rasio utang 160%.

Menurutnya, market saat ini belum bicara soal Italia dengan beban utang 1,9 triliun euro. Italia merupakan salah satu negara di Eropa yang obligasinya paling banyak dimiliki oleh para investor global. “Dengan utang berkali-kali lipat Yunani, jika default, Italia jauh lebih berbahaya dibandingkan Yunani,” timpal Felix.

Pemerintahan Italia, menurutnya, sangat lemah dan pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat dengan rasio utang Italia 120% terhadap PDB. Sedangkan pertumbuhan sangat rendah di bawah 1%. “Lalu, market juga belum bicara China, jika sektor finansialnya bubble dan sektor propertinya meledak,” tandas Felix.

Karena itu, market timing untuk jangka panjang masih sangat krusial. Ia menilai, tahun 2012 merupakan tahun yang tidak mudah. “Jangka panjang saja sangat berisiko, apalagi jangka menengah dan jangka pendek,” tuturnya.

Karena itu, Felix menyarankan, jika mau investasi, lebih baik dalam jangka yang sangat panjang sekalian. Tapi, karena situasi eksternal sangat tidak pasti, dia sendiri belum bisa memastikan apakah saat ini, tepat untuk beli saham. “Jika tiba-tiba Perdana Menteri Yunani Mundur dan siapa penggantinya akan berpengaruh besar ke market secara global,” ucapnya.

Karena itu, dia lebih menyarankan trading harian yang dijalani dengan jeli. Sebab menurutnya, keunggulan emiten secara fundamental, bukan jaminan aman dari koreksi saat bursa global dan regional rontok.

Tapi terlepas dari faktor eksternal, jika IHSG bisa ditutup dan bertahan di atas level penutupan 3.850 dalam beberapa hari, secara teknikal indeks domestik berpeluang kembali ke level 4.000 hingga akhir tahun. “Sebaliknya, jika situasi Eropa memburuk, misalnya Yunani keluar dari Uni Eropa, IHSG berpotensi kembali turun menembus support 3.620 menuju 3.500-3.300,” ungkapnya.

Di atas semua itu, Felix memiliki saham-saham pilihan utama yakni PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Astra Internasional (ASII), dan PT United Tractor (UNTR).

Dalam kondisi global seperti saat ini, Felix menyarankan agar investor sangat disiplin untuk trading jangka pendek (harian). Sebab, jika situasi global memburuk, semua saham akan terpuruk meskipun dari sisi fundamental relatif kuat. “Jika bisa, trading itu harus selesai sehari. Untung dan rugi harus direalisasikan dalam sehari,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar