Senin, 07 November 2011

Goldman Sachs: Negara Zona Euro Bisa Pecah

Goldman Sachs: Negara Zona Euro Bisa Pecah
INILAH.COM, London - Negara-negara di zona euro akan merasa kurang dan kurang menarik untuk tinggal di wilayah mata uang tunggal, jika ada integrasi fiskal yang dipimpin Jerman.

Hal ini disampaikan Goldman Sachs Asset Management, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Telegraph seperti dikutip CNBC. Portugal, Irlandia, Finlandia dan Yunani semua bisa keluar dari zona euro ketimbang beroperasi di bawah single treasury, Jim O'Neill, di mana divisi ini mengelola aset lebih dari $ 800 miliar (500 miliar Pound Sterling).

Dia juga meminta Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menunjukkan kepemimpinan yang lebih untuk meyakinkan lelhawatiran investor. "Jerman ingin kesatuan fiskal lebih dan banyak pusat observasi yang lebih sulit - ide Departemen Keuangan, " tukas O'Neill. "Dengan peringatan itu, sangat sulit untuk melihat semua negara yang bergabung ingin hidup dengan itu - termasuk salah satu yang sangat bermasalah di sini (Yunani)."

Dia menambahkan hanya negara-negara seperti Jerman, Prancis dan Benelux, yang cocok untuk sebuah serikat moneter karena kedetakan nilai tukar mereka. Tapi bagi negara lain, patut dipertanyakan.

O'Neill mengatakan negara-negara, tetangga non zona euro - Inggris dan Swedia - mungkin lebih memilih untuk keluar euro, yang akan meningkatkan kekuatan mata uang tunggal.

Dia menambahkan bahwa kesepakatan bailout Brussels tidak akan menyelesaikan krisis dan ECB dibutuhkan untuk membeli obligasi. Sejak ECB kembali ke program pembelian bond (SMP) sekitar tiga bulan lalu, ECB telah membeli sekitar 100 miliar euro dari obligasi pemerintah, yang sebagian besar dianggap BTPs Italia. Italia sepertinya akan mengalami efek domino berikutnya yang akan jatuh dalam krisis zona euro, dengan yield obligasi 10 tahun mencapai 6,38 persen, mendekati ambang batas 7 persen.

Seorang anggota ECB Sabtu mengatakan pilihan yang banyak diperdebatkan untuk mengakhiri pembelian obligasi Italia kecuali Roma memberi reformasi.

O'Neill mengatakan kepada BBC radio pada hari Minggu bahwa akan benar-benar menarik untuk diperhatikan bagaimana pasar bereaksi terhadap komentar ECB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar