Senin, 07 November 2011

Akhir 2011, Berapa Target Saham Konsumsi?

INILAH.COM, Jakarta – IHSG berada dalam tren bullish. Semua harga saham pun sejatinya kembali naik ke harga wajarnya termasuk sektor konsumsi.

Pada perdagangan Jumat (4/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 77,82 poin (2,10%) ke level 3.783,628.Begitu juga dengan saham-saham sektor consumer goods yang naik 2,06% ke level 1.250,69.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, pada intinya, semua harga saham seharusnya sudah kemabli naik ke harga riilnya. Termasuk saham-saham di sektor konsumsi. Sebab, IHSG sudah bullish.

Hanya saja, lanjutnya, market terganggu oleh masalah ekonomi Uni Eropa yang penyelesaiannya secara politik. Keputusan politik itulah yang selalu berubah sehingga membawa IHSG fluktuatif. “Tapi, semua saham sektor konsumsi masih menjanjikan hingga akhir tahun karena ada faktor Natal dan Tahun Baru,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Apalagi, Willy menegaskan, IHSG bisa melaju lebih kencang lagi. Menurutnya, level 4.000 sudah di depan mata. “November ini pasti tercapai. Sebab, secara fundamental, ekonomi Indonesia tidak bermasalah. Begitu masalah zona Eropa selesai, otomatis IHSG akan cepat bullish,” ujarnya.

Di sektor konsumsi dia menjagokan saham PT Mayora Indah (MYOR) dengan target Rp16.000 hingga akhir tahun dari level saat ini Rp13.950, PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dengan target Rp6.500. “Ini sangat kompetitif dikoleksi,” paparnya.

Lalu, PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dengan Rp6.500 dan PT Unilever Indonesia (UNVR) masih bisa dikoleksi dengan target harga Rp20.000, hingga akhir tahun.

Dia merekomendasikan buy untuk saham-saham teresebut karena keseluruhan market sudah bullish. “Sedangkan untuk PT Gudang Garam (GGRM) dengan harga saat ini, menurut saya, sudah terlalu tinggi di level Rp60.550 saat ini. Harga ini terlalu tinggi terutama untuk investor ritel. Saya tidak merekomendasikan untuk Gudang Garam,” imbuhnya.

Pada perdagangan Jumat (4/11) saham MYOR ditutup menguat Rp50 (0,35%) ke level Rp13.950; INDF naik Rp100 (1,98%) ke level Rp5.150; ICBP naik Rp150 (2,97%) ke level Rp5.200; UNVR naik Rp150 (0,95%) ke level Rp15.850; dan GGRM naik Rp2.150 (3,68%) ke level Rp60.550 per lembar saham.

Dihubungi terpisah, Kepala Riset Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata mengatakan, eksposur saham-saham sektor konsumsi ke faktor eksternal hampir tidak ada. Karena itu, saat eksternal bergejolak, saham-saham di sektor ini lebih rendah risiko dibandingkan sektor tambang batu bara, logam dan metal.

Tapi, lanjutnya, jika eksternal membaik, saham-saham tambang, logam dan metal jauh lebih menarik dibandingkan saham-saham sektor konsumsi. “Tapi, saya tidak bisa memastikan bisa membukukan kenaikan berapa hingga akhir tahun saham-saham sektor konsumsi,” ujarnya.

Terlepas dari itu, lanjutnya, saham sektor konsumsi merupakan saham pilihan yang menarik di tengah kondisi global yang tidak menentu. Dia mengakui, tak banyak menjagokan saham di sektor konsumsi selain PT Indofood Sukses Makmur (INDF), dan PT Unilever Indonesia (UNVR).

Dalam kondisi seperti ini, dia menyarankan, investor harus sangat disiplin untuk trading jangka pendek (harian). Sebab, jika situasi global memburuk, saham-saham sektor konsumsi juga akan terpuruk. “Tapi, dari sisi fundamental kedua saham itu relatif lebih kuat, ketimbang saham-saham lain di sektornya,” imbuh Felix.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar