Senin, 07 November 2011

Investor Saham Disarankan Main Pendek

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Senin (7/11) diprediksikan bergerak fluktuatif. Pemodal disarankan untuk bermain di jangka pendek atau panjang selama sepekan hingga dua pekan mendatang.

Pengamat pasar modal Mohammad Al Fatih dari Samuel Sekuritas menyatakan, saat ini telah terbentuk pola double bottom pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkonfirmasi kuat setelah menembus level 3859. Indeks pun bergerak fluktuatif.

“IHSG akan bergerak pada range 3.750-3.920,” ujarnya, kemarin. Situasi fluktuatif ini, lanjutnya, bukan berarti berakhirnya tren kenaikan IHSG yang sudah terbentuk sejak awal Oktober terindikasi dari pembentukan higher high dan higher low. Meski begitu, IHSG juga sempat terperangkap bearish, akibat ketidakpastian kondisi perekonomian Eropa dan Yunani.

Untuk itu, Al Fatih merekomendasikan perdagangan jangka pendek atau bermain agak panjang dalam jangka waktu sepekan-dua pekan, dengan menjaga ketat level untuk menghindari kerugian. “Sebab IHSG masih dalam pergerakan tak beraturan setelah double bottom tadi,” katanya.

Sementara Analis Ahmad Nurcahyadi dari BNI Securities memperkirakan, suasana pasar akan diliputi oleh sentiment positif. Hal ini disebabkan keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menurunkan suku bunga serta mempertahankan Yunani di Uni Eropa dan menerima bailout dengan syarat pengetatan fiskal.

“Sentimen positif ini kemungkinan masih akan berlanjut di awal pekan ini,” ujarnya. Investor, katanya, melihat ada kemungkinan pelonggaran likuiditas yang lebih cepat oleh sejumlah bank sentral dan tak terkecuali, BankIndonesia (BI). Setelah ECB menurunkan suku bunga, Bank Sentral AS The Fed masih mempertahankan bunga rendah.

Menurut Ahmad Nurcahyadi, The Fed juga akan lebih fokus mengejar pertumbuhan. Artinya, peluang suku bunga turun lebih besar. Sedangkan BI, dengan data deflasi Oktober, maka target inflasi di bawah 5% akhir tahun kemungkinan besar tercapai.

“Pelonggaran likuiditas ini perlu dilakukan untuk antisipasi scenario perlambatan ekonomi global terjadi di 2012. Apalagi Yunani baru tahap awal. Masih ada faktor resiko Italia dan negara peripheral Eropa lainnya,” paparnya.

Lebih lanjut ia menyatakan, sektor perbankan dan keuangan masih akan menjadi motor penggerak indeks. Meski ada potensi penurunan pertumbuhan kredit dari sekitar rata-rata 19-22% pada 2011, menjadi rata-rata 17-22%.

“Tetap tumbuh meski dengan perlambatan yang minimal. Sebenarnya ini belum banyak mengubah valuasi saham-saham perbankan Indonesia,” lanjutnya. Untuk itu, ia merekomendasikan buy pada saham perbankan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI).

Selain itu, ia juga merekomendasikan sektor komoditas karena adanya pelonggaran likuiditas yang dilakukan oleh sejumlah otoritas moneter. Meningkatnya permintaan akan menarik minat investor. Namun disarankan memilih saham yang masih lagging. “Beli saham pertambangan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG),” pungkasnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar