Kamis, 26 Januari 2012

The Fed & Yunani Bakal Picu Rupiah Melandai

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Kamis (26/1) diprediksi melandai. Tiadanya sinyal Quantitative Easing (QE) dari The Fed dan kecemasan utang Yunani yang jatuh tempo menjadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, laju rupiah hari ini sangat tergantung pada pernyataan Gubernur The Fed Ben Bernanke semalam. Menurutnya, kemungkinan akan ada kejutan jika bank sentral AS memberikan sinyal indikasi stimulus Quantitative Easing (QE) tahap ketiga.

Kondisi ini, lanjutnya, akan menjadi tekanan bagi dolar AS. Tapi, mengingat laporan data-data ekonomi AS yang membaik belakangan ini, peluang QE tahap ketiga menjadi sangat kecil semalam. "Karena itu, rupiah akan fluktuatif cenderung melemah dan bergerak dalam kisaran support 8.770 dan resistance 8.930 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurut Christian, itulah yang membuat rupiah berpeluang kembali terkoresi. "Sepanjang perdagangan bisa fluktuatif tapi cenderung melemah seiring tidak adanya sinyal QE dari The Fed yang bakal memperkuat kembali dolar AS," timpalnya.

Apalagi, kata Christian, tingkat pengangguran AS sudah jelas turun ke level 8,5% dari 9,1%. "Saat ini, pasar tinggal menunggu rilis Gross Domestic Bruto (GDP) AS yang akan dirilis Jumat (27/1) untuk memperkuat ekspektasi membaiknya ekonomi AS," ucapnya.

Di sisi lain, fluktuasi rupiah juga dipicu oleh pasar yang juga fokus pada Yunani yang utangnya akan jatuh tempo. "Pembayaran obligasinya jatuh pada pekan pertama Maret 2012 sebesar 14,5 miliar euro," ujarnya.

Yunani, kemungkinan akan merestrukturisasi obligasinya dengan cara menukarkan obligasi yang lama dengan obligasi yang baru. "Tapi, pasar justru melihat Athena terancam default (gagal bayar)," ucap dia.

Sebab, sejauh ini masih tampak kebuntuan soal yield obligasi antara pemerintah dengan pemegang obligasi. Kreditor menginginkan kupon yang baru di level 4%. "Sementara itu, para pemangku kebijakan Eropa, menginginkan di bawah 3% sehingga defisit fiskal Yunani bisa mencapai 120% dari total GDP hingga 2020," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Rabu (25/1) ditutup menguat tajam 82 poin (0,91%) ke level 8.883/8.893.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar