Kamis, 05 Mei 2011

IHSG Menanti Data PDB Indonesia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin mampu mencetak kenaikan tipis 1 poin setelah melewati perdagangan penuh aksi ambil untung. Aksi beli jelang penutupan berhasil menyelamatkan IHSG.

Pada perdagangan, Rabu (4/5/2011), IHSG naik tipis 1,060 poin (0,02%) ke level 3.814,928. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 0,523 poin (0,07%) ke level 681,581.

"Adanya anggapan bahwa IHSG masih di atas area overbought tidak menyurutkan animo pelaku pasar untuk tetap masuk ke bursa saham. Meskipun di awal perdagangan bergerak melemah merespon penurunan pada bursa saham Asia Pasifik dan Eropa serta AS pada perdagangan sebelumnya namun, ternyata IHSG tetap mampu mencatatkan kenaikan pada perdagangan sesi II," ujar Reza Priyambada, Managing Riset Indosurya Asset Management.

Tekanan pada IHSG belum sirna. Investor akan menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan dirilis BPS siang ini. IHSG pada perdagangan Kamis (5/5/2011) diprediksi akan kembali bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melamah.

Bursa Wall Street tadi malam kembal mengalami kembali mengalami tekanan untuk tiga hari berturut-turut. Lemahnya data perekonomian membuat investor kembali melepas saham-saham. Saham-saham sektor energi dan industrial yang baru saja menjadi 'juara' mengalami tekanan terbesar, dan indikator kekhawatiran kembali meningkat.

Pada perdagangan Rabu (4/5/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 83,93 poin (0,66%) ke level 12.723,58. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 9,30 poin (0,69%) ke level 1.347,32 dan Nasdaq melemah 13,39 poin (0,47%) ke level 2.828,23.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup turun 35 point (-0.92%) ke level 3,813.87, mengabaikan berita positif dari dalam maupun luar negeri, menyusul aksi profit taking yang dilakukan oleh sejumlah investor lokal.Seluruh sektor hari ini mengalami penurunan dengan penurunan terbesar dialami oleh sektor finance dan property.Tercatat sebanyak 83 saham mengalami kenaikan, 158 saham mengalami penurunan, 70 saham tidak mengalami perubahan dan 132 saham tidak diperdagangkan sama sekali. Saham-saham yang menjadi pendorong bursa hari ini a.l. TSPC, PGAS, BUMI, TOWR dan GGRM sementara yang menjadi pemberat bursa a.l. BBCA, BBRI, EXCL, ASII dan BBNI. Asing hari ini tercatat melakukan net buy sebesar Rp158 miliar dengan saham-saham yang paling banyak dibeli a.l. BMRI, BUMI, TLKM, ASII dan AALI.Rupiah hari ini diperdagangkan naik 3 point ke level Rp8,546 per dolar AS, kontras dengan penurunan bursa yang terjadi hari ini.

Secara teknikal, pada perdagangan kemarin (4/5) candlestick IHSG membentuk pola dragonfly doji yang mengindikasikan bahwa tekanan jual mulai berkurang setelah sebelumnya sepanjang perdagangan kemarin IHSG berada dalam teritori negatif. Dilihat dari pergerakan indikator, terlihat stochastic telah bergerak downtrend sementara MACD telah membentuk deathcross dengan histogram yang telah memasuki area negatif. Pada perdagangan hari ini (5/5), IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran 3,783-3,849 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. UNTR , PTBA, dan BBCA.

Indosurya:
Pada perdagangan Kamis (5/5) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.772-3.789 dan resistance 3.820-3.834. Setelah candle IHSG membentuk pola dark cloud yang mengindikasikan kemungkinan akan adanya penurunan lebih lanjut, kemarin menjelang akhir perdagangan mengalami penguatan dan membentuk lower dragonfly doji . Candle ini mengindikasikan adanya kekuatan daya beli yang menahan penurunan lebih lanjut. MACD masih bergerak datar dan cenderung turun dengan terbentuknya histogram negatif. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai bergerak turun menyentuh batas overbought namun, agak tertahan karena terjadinya penguatan. Penguatan kemarin menjadikan IHSG masih berada di area overbought . Belum adanya sentimen negatif membuat IHSG dimungkinkan untuk menguat namun, juga rawan profit taking. Oleh karena itu, selama IHSG masih berada di atas area overbought maka investor tetap mewaspadai terjadinya potensi koreksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar