Selasa, 20 September 2011

Kekhawatiran Krisis Eropa Kembali Menekan Wall Street

New York - Bursa Wall Street kembali amburadul meski akhirnya berhasil memperkecil pelemahannya. Memuncaknya kekhawatiran terhadap gagal bayar Yunani yang bisa memicu pelemahan ekonomi dunia membuat investor beringsut dari pasar saham.

Mengawali perdagangan, bursa Wall Street langsung merosot tajam hingga lebih dari 200 poin. Saham-saham terus menerus tertekan karena investor kecewa dengan para pemimpin Eropa yang dinilai gagal membuat solusi baru untuk menangani krisis Eropa.

Namun selanjutnya pejabat kementerian keuangan Yunani mengatakan setelah melakukan pertemuan Uni Eropa dan IMF pada Senin, negara tersebut hampir mencapai kesepakatan dengan para pemimpin internasional untuk menerima dana talangan tambahan. Yunani kini diambang gagal bayar karena hanya memiliki dana tunai yang cukup untuk beberapa pekan ke depan saja.

Para pemimpin internasional sebelumnya meminta Yunani untuk memperkecil sektor publik dan memperbaiki pemungutan pajak guna menghindari gagal bayar dalam beberapa pekan.

"Untuk beberapa waktu, ini seperti pemikiran ada harapan pembicaraan akan mengambil nada yang lebih positif dan konstruktif," ujar Peter Kenny, managing director Knight Capital seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/9/2011).

Pada perdagangan Selasa (19/9/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 108,08 poin (0,94%) ke level 11.401,01. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 11,92 poin (0,98%) ke level 1.204,09 dan Nasdaq melemah 9,48 poin (0,36%) ke level 2.612,83.

Saham-saham sektor energi dan finansial mencatat kinerja terburuk sepanjang sesi perdagangan Senin. Indeks sektor jasa peminyakan PHLX merosot 1,7% seiring merosotnya harga minyak hingga 2,6% karena kekhawatiran seputar berkurangnya permintaan.

Indeks bank KBW turun 2,8%, saham Citigroup turun 4,4% menjadi US$ 27,71.

Saham Apple Inc berhasil menahan laju kemerosotan Nasdaq setelah harga sahamnya melonjak hingga 2,8% menjadi US$ 411,63. Saham produsen iPad ini melonjak setelah masuk dalam daftar perusahaan yang berpotensi menaikkan atau mulai memberikan dividen.

Sementara Caterpillar Inc justru mencetak kinerja terburuk di Dow Jones setelah sahamnya merosot 1,5% menjadi US$ 84,60. Hal itu terjadi setelah Raymond James memangkas peringkat produsen alat berat terbesar dunia tersebut akibat pelemahan ekonomi dunia.

Volume perdagangan cukup tipis, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 7,11 miliar lembar saham, sedikit di bawah rata-rata harian yang sebesar 7,9 miliar lembar.

Harga Minyak Merosot

Terkait kekhawatiran berkurangnya permintaan minyak dunia akibat krisis global, harga minyak mentah dunia kembali merosot hingga titik terendahnya dalam 1 bulan terakhir.

Minyak WTI kontrak Oktober merosot US$ 2,26 menjadi US$ 85,70 per barel. Sementara minyak Brent pengiriman November merosot US$ 3,08 menjadi US$ 109,14 per barel, yang merupakan titik terendah sejak 24 Agustus.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar