Selasa, 20 September 2011

Saatnya Bargain Hunting Saham Penggerak

Headline
INILAH.COM, Jakarta – IHSG berpeluang technical rebound Selasa (20/9) ini dan saham-saham penggerak market sekaligus dilirik asing direkomendasikan positif. Saatnya bargain hunting pada saham-saham tersebut.

Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo mengatakan, IHSG berpeluang technical rebound dengan aksi bargain hunting yang bakal dilakukan pasar. Hal itu bakal terjadi terutama pada saham-saham yang sudah anjlok tajam. “Saya juga rekomendasikan bargain hunting pada saham-saham yang jadi penggerak indeks dan dilirik asing pada perdagangan kemarin,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Senin (19/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG )ditutup melemah 80,13 poin (2,09%) ke level 3.755,05, dengan intraday terendah di level 3.739,51 dan tertinggi di 3.834,08. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 ^JKLQ45yang turun 15,76 poin (2,35%) ke level 654,33.Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah melemah di atas 2%, bagaimana Anda melihat arah IHSG Selasa (20/9) ini?
IHSG berpeluang menguat. Sebab, berita buruk Eropa yang tidak memberikan rincian penyelesaian krisis sudah diserap oleh pasar kemarin. Jadi, kalaupun bursa AS negatif, IHSG justru berpeluang rebound.

Level support dan resistance-nya?
Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.700 dan 3.875 sebagai level resistance-nya.

Apa yang masih jadi penantian pasar?
Sekarang, pasar tinggal menunggu data-data ekoomi yang bakal dirilis di AS. Dari sisi suku bunga, diperkirakan ditahan di level 0,25%. Pasar menantikan pidato dari Gubernur The Fed Ben Bernanke apakah akan ada Quantitative Easing (QE) ketiga atau tidak pada Federal Open Market Committee (FOMC) meeting Kamis (22/9). Jika tidak ada QE ketiga, AS lebih cenderung untuk fokus pada stimulus fiskal sebesar US$447 miliar yang digulirkan Presiden Obama serta menaikkan pajak orang kaya yang disebut Buffet Tax.

Bagaimana dengan pelemahan rupiah?
Pelemahan rupiah ke level 8.850-an merupakan kekhawatiran pasar dalam jangka pendek. Itu dipicu oleh peluang pelonggaran moneter dari Bank Indonesia (BI) sehingga suku bunga deposito menjadi tidak menarik bagi investor. Karena itu, orang memindahkan dananya dari rupiah.

Pelemahan rupiah juga sekaligus sebagai aksi profit taking dari investor global pada bursa saham di emerging market di tengah kekhawatiran memburuknya kondisi Eropa. Sebab, batas dana talangan The European Financial Stability Facility (EFSF) tidak jadi dinaikkan dari level 440 miliar euro. Tapi, ini hanya berimbas negatif jangka pendek.

Lantas, apa yang jadi harapan pasar untuk jangka panjang?
Pasar masih punya harapan dengan fasilitas likuiditas dolar AS untuk bank-bank di Eropa yang membutuhkannya pada kuartal IV-2011. Untuk itu, European Central Bank (ECB) bekerjasama dengan The Fed, Bank of England, Bank of Japan dan Swiss National Bank (SNB).

Fasilitas itu, bisa menghidupkan kembali kepercayaan investor terhadap euro. Jadi, kekhawatiran krisis utang bisa menyebar dalam jangka pendek bisa teratasi terutama pada lembaga keuangan di Eropa. Karena itu, IHSG berpeluang technical rebound dengan aksi bargain hunting yang bakal dilakukan pasar terutama pada saham-saham yang sudah anjlok tajam.

Bagaimana strategi saat ini?
Saya juga rekomendasikan bargain hunting pada saham-saham yang jadi penggerak indeks dan dilirik asing pada perdagangan kemarin.

Saham apa saja yang jadi pilihan Anda?
Di sektor perbankan, saya merekomendasikan saham PT Bank Mandiri (BMRI) dengan target teknikal Rp7.000 dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) di level Rp6.800 dalam satu hingga dua pekan ke depan.

Lalu, PT Astra Internasional (ASII) dengan target Rp70.000 dalam sepekan hingga dua pekan ke depan. PT United Tractor (UNTR) dengan target Rp24.000. Saham-saham tersebut merupakan penggerak market jika indeks menguat.

Saham pilihan lainnya adalah PT XL Axiata (EXCL) dengan target Rp5.500, PT Adaro Energy (ADRO) dengan target Rp2.100 dan PT Harum Energy (HRUM) dengan target Rp8.900. Investor bisa untung 5-10% pada saham-saham tersebut. Sebab, saat IHSG tertekan, investor asing justru berposisi net buy pada saham-saham tersebut.

Di antara saham-saham itu, mana yang paling Anda jagokan?
Secara fundamental, saya lebih menjagokan UNTR yang ditopang alat berat seiring pembangunan infrastruktur pada kuartal IV-2011 dan ASII. Dengan pelonggaran moneter, permintaan mobil bakal meningkat dan didukung oleh kinerja anak usahanya. Di sektor perbankan saya menjagokan, BBRI dan BMRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar