Kamis, 13 Oktober 2011

Banyak Katalis Penguatan Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (13/10) diprediksi menguat. Rekapitalisasi bank-bank Eropa dan hasil review Troika jadi katalisnya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh pasar yang masih menyambut positif rencana Komisi Eropa yang akan merekapitalisasi perbankan di Eropa. Ini diyakini bisa mencegah penyebaran krisis Eropa pada sistem perbankan itu sendiri di Eropa.

Karena itu, lanjut Christian, rupiah masih berpotensi menguat seiring dengan pelemahan dolar AS."Rupiah berpeluang menguat ke level 8.875 dan jika tembus ke bawah penguatan berikutnya ke level 8.800. Sementara itu, level pelemahannya sudah terbatas di angka 8.960 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Lebih jauh Christian menjelaskan, sentimen dari rencana rekapitalisasi perbankan itu, memicu kenaikan minat atas aset-aset berisiko (risk appetite) sehingga akan melanjutkan pelemahan dolar AS dan pada akhirnya menopang penguatan rupiah.

Di sisi lain, Christian menambahkan, delegasi dari Komisi Uni Eropa, European Central Bank (ECB) dan International Monetary Fund (IMF) alias Troika sudah menyelesaikan hasil review-nya terhadap Yunani. "Troika pada akhirnya memutuskan untuk memberikan bantuan bagi Yunani sebesar 8 miliar euro," paparnya.

Hanya saja, Christian mengatakan, hasil review itu, tinggal menunggu persetujuan IMF dan Uni Eropa. Persetujuan itu, kemungkinan akan dirilis bersamaan dengan European Union Summit akhir Oktober ini. "Karena itu, bantuan untuk Yunani berpeluang dikucurkan pada awal November," paparnya.

Jadi, ia menegaskan, untuk sementara ini, Yunani selamat dari ancaman default pada utang yang jatuh tempo berikutnya. "Kerapuhan ekonomi Eropa pun saat ini ter-cover oleh harapan-harapan atas rencana rekapitalisasi perbankan Eropa termasuk upaya dari para pembuat kebijakan Uni Eropa untuk mencegah penularan krisis ke Italia dan Sepanyol," tutur Christian.

Di sisi lain, lanjutnya, Rancangan Undang-Undang AS yang menetapkan adanya kenaikan tarif impor untuk mata uang yang masuk kategori undervalue juga jadi sentimen positif bagi rupiah. Sebab, ini akan jadi tekanan bagi nilai tukar yuan China. "Ini juga jadi pendongkrak rupiah," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (12/10) ditutup menguat 54 poin (0,60%) ke level 8.906/8.916 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar