Kamis, 13 Oktober 2011

Mengapa Wall Street Diwarnai Aksi Demo?

Headline
INILAH.COM, New York - Mungkin sulit menjabarkan kelompok yang melakukan aksi di kawasan Wall Street. Tetapi salah satu alasannya mereka terjerat dalam student debt.

Salah satu peserta aksi, Rose Swidden yang datang ke taman Zuccotti di Lower Manhattan kawasan New York utara, selama ini dua belajar ilmu pertanian di Sunny Cobleskill. Dia mengharapkan lulus pada bulan Mei yang terjerat utang US$35.000. Saat ini, dia belum tahu cara melunasi utang itu.

"Kami melakukan apa yang disarankan, cari perguruan tinggi dan belajar. Anda akan mendapatkan pekerjaan. Anda akan mendapatkan rumah dan Anda akan keren," katanya.

Namun hal itu tidak terwujud hingga dia akan menyelesaikan studinya. "Dan itulah yang kami lakukan hingga selesai. Tetapi sekarang apa?," tegasnya, yang dikutip dari yahoofinance.com.

Tema utama dalam aksi yang menduduki kawasan Wall Street adalah menuntut adanya pembebasan biaya kuliah. Termasuk mengampuni student debt tentunya.

Saat ini tidak mungkin terealisi dengan kondisi ekonomi AS. Tetapi banyak pelajar AS telah terjerat dalam utang tersebut.

Selain Rose, ada FinAid.org yang merupakan situs bagi pelajar AS yang mengalami nasib student debt clock. Dari data mereka, utang mahasiswa AS terus melambung di atas US$1 triliun dalam hitungan bulan.

Para mahasiswa sempat mengalami booming kartu kredit pada tahun 2010. Mereka menggunakan kartu kredit untuk membiayai kuliah. Hasilnya sebagian besar lulusan 2011 memiliki utang hingga US$27.204.

Biaya kuliah merupakan salah satu pendorong inflasi inti dalam krisis utang di AS saat ini, menurut US Bureau of Labor Statistics.

Hal ini karena mahasiswa dan keluarganya tidak menyesuaikan pilihan pergurian tinggi dengan kondisi keuangan mereka. Selain itu, keahliannya tidak sesuai dengan pasar tenaga kerja.

Hal ini dialami Angelina yang juga mengikuti aksi itu. Dia lulusan perguruan tinggi bidang seni liberal bulan Mei lalu. Setelah lulus tidak memiliki prospek pekerjaan untuk bidangnya meskipun harus menanggung utang hingga US$28.000.

"Saya bisa meraih gelar untuk ilmu praktis seperti psikologi. Tetapi saya tertarik dengan seni liberal dan sekarang saya mengalami kesulitan," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar