Kamis, 13 Oktober 2011

Bursa Saham Terangkat Sentimen BI Rate

Medium
INILAH.COM, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai penurunan BI Rate memberikan dampak positif untuk bursa saham Indonesia.

“Kenaikan indeks saham karena BI Rate diturunkan sehingga beri sinyal, memang banyak orang tak menduga dalam situasi tidak pasti BI melakukan penurunan BI Rate, tetapi yang dijelaskan BI cukup menarik di tengah ekonomi global mengarah ke slowing down jadi harus memperkuat ekonomi domestik kita,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, saat ditemui di gedung BEI, Rabu (12/10) malam.

Eddy menuturkan, asing dapat melihat Indonesia lebih percaya diri dengan langkah BI menurunkan BI Rate di tengah perlambatan ekonomi Amerika Serikat dan situasi Eropa tidak pasti. Dengan langkah tersebut, BI diharapkan dapat menjaga volatilias Rupiah. Hal itu dilakukan agar asing tetap masuk ke Indonesia dan mempertahankan dananya di Indonesia.

”Indonesia dinilai masih baik, dan menunggu momentum untuk masuk. Dengan kebijakan penurunan BI Rate, maka BI diharapkan dapat menjinakkan volatilitas Rupiah agar Rupiah tetap stabil,” tegas Eddy.

Meski, BI rate diturunkan, Eddy menilai, dana asing masih akan masuk ke bursa saham Indonesia. Hal itu dilihat dari transaksi saham yang terjadi pada perdagangan saham Rabu (12/10) juga didominasi oleh broker-broker asing. Eddy melihat hal itu sebagai sinyal dana asing masuk ke bursa saham.

Eddy mengingatkan agar investor tetap mewaspadai pergerakan indeks saham. Hal ini dikarenakan bursa saham Indonesia juga turut mengikuti tren bursa saham global.

Sementara itu, Kepala Riset PT Sinarmas Sekuritas Jeff Tan menuturkan, kenaikan indeks saham ke level 3.603,45 pada perdagangan saham Rabu (12/10) didukung beberapa faktor. Pertama, kondisi bursa regional yang cukup stabil.

Kedua, optimisme laporan keuangan kuartal ketiga yang akan segera keluar. Ketiga, berlanjutnya sentimen positif dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). ”Penurunan suku bunga BI yang tanpa disertai oleh penjualan asing terhadap SBI maupun SUN jangka pendek,” kata Jeff.

Keempat, outlook perekonomian yang positif dari Gubernur BI Darmin Nasution juga memberikan kepercayaan diri ke pelaku pasar.Meski begitu, pelaku pasar diminta untuk tetap waspada.

”Ke depan pasar masih akan terus bergejolak karena interkoneksi kita dengan pasar global masih kuta. Selama belum ada solusi jelas krisis sovereign debt, pasar saham masih volatile,” tegas Jeff. [hid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar