Jumat, 07 Oktober 2011

Mayoritas mata uang Asia perkasa atas dollar AS

Mayoritas mata uang Asia perkasa atas dollar AS
KUALA LUMPUR. Mata uang Asia mencatatkan penguatan mingguan untuk pertama kali dalam sebulan terakhir. Sepanjang pekan ini, penguatan dipimpin oleh ringgit Malaysia.

Asal tahu saja, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang mengukur pergerakan sepuluh mata uang teraktif Asia di luar Jepang, naik 0,3% di sepanjang pekan ini. Penguatan mata uang Asia seiring optimisme investor bahwa pimpinan Eropa akan segera menyelesaikan masalah krisis utang Eropa. Hal itu yang menyebabkan permintaan aset-aset emerging market kian menanjak.

Pada pukul 10.12 waktu Kuala Lumpur, ringgit menguat 0,9% pada pekan ini menjadi 3,1668 per dollar. Sementara, pada periode yang sama, peso Filipina menguat 0,4% menjadi 43,542, dollar Taiwan menguat 0,2% menjadi NT$ 30,552, dan won Korea Selatan menguat 0,1% menjadi 1.178,73.

Sebaliknya, rupiah hari ini keok 0,9% menjadi 8.970 per dollar. Sementara, sepanjang pekan ini, pelemahan rupiah mencapai 2%.

"Pelaku pasar merespon positif langkah Bank Sentral Eropa yang mengeluarkan kebijakan penambahan likuiditas dalam pertemuannya kemarin. Selain itu, fundamental sejumlah mata uang Asia juga sangat positif," jelas Nick Verdi, currency strategist Barclays Capital di Singapura.

Keperkasaan mata uang Asia pekan ini juga terkait dengan intervensi yang dilakukan bank sentral regional. Beberapa bank sentral yang sudah melakukan intervensi antara lain Bank Indonesia melalui pembelian kembali surat utang dan Bank Sentral Thailand dengan menjual dan membeli dollar untuk mempengaruhi nilai tukar.

"Beberapa bank sentral Asia, tidak hanya Thailand, melakukan intervensi di pasar mata uang. Kondisi itu akan menyokong pergerakan mata uang Asia," jelas Kozo Hasegawa, trader Sumitomo Mitsui Banking Corp di Bangkok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar