Selasa, 31 Mei 2011

Chandra Asri akan menerbitkan minimal 20% saham baru

JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tengah memproses penerbitan saham baru (rights issue). Aksi korporasi ini akan digelar dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Manajemen TPIA menuturkan akan menerbitkan minimal 20% saham baru. Dengan aksi korporasi ini, TPIA berharap porsi kepemilikan investor publik bertambah hingga 25%. "Penawaran umum terbatas ini merupakan komitmen kami untuk memperbesar porsi saham publik," kata Suryandi, Direktur & Investor Relations TPIA, Senin (30/5).

Karena itu, pemegang saham mayoritas perusahaan petrokimia ini berkomitmen tidak akan mengeksekusi jatah HMETD-nya. HMETD tersebut akan dijual ke pembeli siaga. Perseroan ini sudah menetapkan empat pembeli siaga, yakni DBS Vickers Securities Indonesia, Deutsche Bank AG, UBS AG, dan Morgan Stanley Asia Singapura.

TPIA akan menggunakan 90% dana hasil rights issue ini untuk memperkuat pendanaan berbagai proyeknya. Misalnya saja peningkatan kapasitas produksi etilen, polietilena dan berbagai produk kimia lainnya. Sisanya akan digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran lain.

Di tiga bulan pertama 2011, TPIA membukukan pendapatan US$ 547,3 juta. Sementara laba bersih perusahaan hasil merger PT Chandra Asri dengan PT Tri Polyta Indonesia ini mencapai US$ 23,6 juta.

Pendapatan ini bersumber dari penjualan ke pasar dalam negeri. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan produk poliolefin, yaitu polietilena dan polipropilena, yakni 53% dari total penjualan.

Sekadar informasi, ini adalah kinerja keuangan pertama TPIA setelah efektif merger pada 1 Januari 2011 lalu. Karena itu, manajemen TPIA enggan membandingkan kinerja perseroan saat ini dengan kinerja sebelumnya. "Kinerja kuartal pertama 2011 merupakan pencapaian TPIA sebagai perusahaan dengan entitas baru," imbuh Suryandi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar