Rabu, 19 Oktober 2011

Inilah Level-level Pembelian Saham Tambang

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Investor disarankan beli saham-saham tambang yang lajunya mengikuti arah market. Tujuannya agar nyaman mengambil posisi dan bisa menaksir gain yang mungkin didapat.

Pengamat pasar modal Teguh Hidayat mengatakan hal itu. Di antaranya, penurunan saham PT Bumi Resources (BUMI) yang sangat jauh dari level Rp3.500-an ke level Rp2.000-an saat ini. Karena itu, saham sejuta umat ini memiliki peluang penurunan ke level sebelum right issue di level Rp1.400-1.500-an. “Jadi, jika investor berminat atas saham BUMI bisa mengambil di level ini,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (19/10).

Sementara itu, saham PT Bukit Asam (PTBA) yang secara valuasi memang masih mahal. Tapi, saat IHSG turun ke level 3.200-an saham ini telah mencapai level terendah 13.600. Menurutnya, investor bisa beli saham ini di level Rp14.000-14.500 per saham. “Jika mendapat harga di level ini lumayan bagus,” ujarnya.

Menurutnya, penurunan saham-saham batu bara sangat wajar, karena saat IHSG di level 4.000, saham sektor ini sangat mahal. Begitu juga dengan PT Indo Tambang Raya (ITMG). Saat IHSG turun tajam, saham ini anjlok ke 34.300 dari Rp45.000-an. “Karena itu, investor bisa mengambil posisi pada level-level terendahnya,” ungkapnya.

Di level-level itulah investor bisa masuk saat IHSG turun ke level 3.300-an. Untuk PT Borneo Lumbung Energi (BORN) dia merekomendasikan beli di level Rp700-800, PT Adaro Energy (ADRO) di posisi Rp1.500-an. Di level inilah investor bisa memiliku peluang gain.

Begitu juga dengan PT Resource Alam Indonesia (KKGI) yang bisa dibeli di rentang level Rp4.400-4.600 atau di tengah-tengah Rp4.500. Jika saat ini IHSG naik, tinggal nunggu waktu saja untuk turun lagi. “Sebab, kenaikan IHSG saat ini, hanya rehat. Artinya, rebut-ribut soal krisis intirahat sejenak,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk saham HRUM, Teguh mewanti-wanti untuk tidak mendekati saham batu bara yang satu ini. Sebab, secara valuasi, harganya mahal sekali dan menyamai ITMG. “Padahal, perusahaan ini jauh lebih kecil dibandingkan ITMG,” ungkapnya.

Dia menilai, pergerakan saham HRUM termasuk yang susah dijelaskan. Dengan mempertimbangkan IHSG yang sempat jatuh dari 4.150-an ke 3.200, seharusnya HRUM juga turun Rp5.500 atau antara level Rp6.000 hingga Rp5.000.

Pasalnya, pada saat IHSG jatuh, valuasi sahamnya seharusnya lebih rendah dari posisi harga wajarnya, Rp6.000-an. Karena itu, jika mengambil posisi di level 5.500 bisa mendapatkan gain. “Sebab, semua saham pun yang bergerak wajar, seharusnya undervalue saat IHSG turun ke 3.200-an,” paparnya

Masalnya, HRUM masih bisa bertahan di level Rp7.000. Sekarang harga HRUM di level Rp7.700-an. Padahal di level Rp7.000 saja sangat mahal. Tapi, entah kenapa, saat IHSG turun, saham ini tidak turun, paling tidak ke Rp6.000-5.000. “Artinya, jika HRUM turun ke level tersebut, investor bisa memiliki peluang gain jika saham ini naik ke Rp7.000,” ungkapnya.

Akibatnya, posisi saham HRUM sekarang, sangat mahal sehingga berat untuk naik. Pada saat harga HRUM di level Rp9.000-an, PER-nya di atas 20 kali. Karena itu, di harga Rp7.700-an, PER HRUM saat ini masih mahal di kisaran 15-18 kali. “Jadi, lebih baik beli saham yang saat IHSG turun dalam, juga ikut turun dalam sehingga nyaman untuk mengambil posisi. HRUM susah mengambil posisi karena tidak turun-turun,” ucapnya.

Tegus juga mewanti-wanti untuk tidak mendekati saham PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Timah (TINS). Menurutnya, untuk TINS mungkin bisa dipahami mengapa jatuhnya bisa begitu dalam. “Bisa jadi karena tertahannya harga logam timah di The London Metal Exchange(LME).

Sementara itu, ANTM, karena memang kinerjanya tidak terlalu menarik pada kuartal II-2011. Apalagi, ANTM juga merilis kinerjanya telat. “Tapi, untuk saat ini, jangan dulu mendekati dua saham ini. Sebab, pergerakannya tidak bisa dijelaskan,” tandas Teguh.

Jika saham-asham batu bara kemarin turun, memiliki penjelasannya karena valuasinya yang mahal. Tapi, pelemahan ANTM dan TINS tidak ada penjelasannya. Karena itu, susah diketahui, apakah kedua saham ini akan naik lagi atau tidak. “Mungkin ada sesuatu yang tidak ketahui yang menyebabkan penurunan tajam pada kedua saham tersebut,” imbuhnya.

Pada perdagangan Rabu (19/10) pukul 15.00 WIB, semua saham tambang mengalami kenaikan. Saham BUMI ditransaksikan naik Rp150 (7,40%) ke level Rp2.175; ADRO naik Rp90 (4,78%) ke Rp1.970; BORN naik Rp30 (3,12%) ke angka Rp990;

Lalu, PTBA naik Rp400 (2,35%) ke Rp17.400; HRUM naik Rp250 (3,35%) ke angka Rp7.700; ITMG naik Rp550 (1,31%) ke angka Rp42.350; dan KKGI naik Rp300 (6%) ke Rp5.300. Sementara itu, ANTM naik Rp40 (2,40%) ke Rp1.700 dan TINS naik Rp40 (2,18%) ke Rp1.870 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar