Rabu, 19 Oktober 2011

Tunggu Saham Batu Bara Turun Maksimal!

INILAH.COM, Jakarta – Setelah terkoreksi 4,98%, saham sektor batu bara masih bakal turun lebih dalam. Sebab, IHSG pun berpeluang mengarah ke 3.300-an. Untuk akumulasi, tunggu koreksi maksimalnya.

Pengamat pasar modal Teguh Hidayat mengatakan, saham-saham batu bara, masih berpeluang mengalami penurunan lagi. Apalagi, meski koreksi tajam kemarin, valuasi sektor ini masih mahal di atas Price Earnings Ratio (PER) 10 kali. Sementara itu, saham-saham sektor properti, perkebunan dan sektor lain sudah berada di bawah 10 kali.

Dia menyarankan agar investor lebih baik menunggu penurnan saham-saham sektor batu bara secara maksimal. Yang paling menarik saat ini adalah saham PT Adaro Energy dan PT Borneo Lumbung Energi. “ADRO menarik untuk beli di level Rp1.500-1.700 dan BORN di level 700-800,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Selasa (18/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG )ditutup melemah 106,9 poin (2,87%) ke level 3.622,02, dengan intraday terendah di 3.580,76 dan tertinggi di 3.728,01. Saham-saham sektor pertambangan memimpin penurunan 4,98%. Berikut ini wawancara lengkapnya:

China merilis Produk Domestik Bruto (PDB) anjlok ke 9,1% untuk kuartal III-2011 dari sebelumnya 9,5%. Bagaimana dengan prospek ekspor batu bara ke negeri Tirai Bambu itu?
Saya mempertanyakan, apakah penurunan ini disumbang oleh industri China yang punya ketergantungan erat terhadap batu bara.Hal itu butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampaknya bagi emiten-emiten batu bara di Indonesia. Jika ternyata bukan, sektor batu bara Indonesia akan baik-baik saja.

Memang sebagian besar eksportir batu bara Indonesia, diekspor ke China yakni 40%, tapi India juga mencapai 40% dan 20% sisanya ke negara lain. Tapi, penurunan PDB China memicu koreksi saham-saham batu bara sangat wajar. Tapi, alasannya belum tentu karena ekspektasi penurunan ekspor batu bara RI ke China.

Kalau begitu, apa alasan utama sektor batu bara kemarin memimpin koreksi indeks hingga 4,98%?
Itu koreksi yang sangat wajar. Sebab, IHSG juga, setelah naik ke level 3.700-an juga kembali terkoreksi ke 3.600-an. Bahkan, masih wajar juga jika saham-saham sektor batu bara masih akan tertekan lebih dalam lagi. Tapi, koreksi ini hanya bersifat sementara. Jika penurunan IHSG berakhir, kira-kira dalam sepekan ke depan, saham-saham batu bara akan kembali menguat. Penurunan PDB China tidak akan jadi perhatian utama investor. Investor saat ini lebih fokus pada krisis Eropa.

Tapi mengapa koreksi saham-saham di sektor ini paling tajam dibandingkan sektor lain?
Itu karena secara valuasi, saham-saham di sektor ini sejak awal sudah relatif mahal. Jadi, wajar turun tajam tapi bukan sentiment dari China. Jadi, kabar dari China dan Eropa hanya jadi momentum profit taking setelah IHSG menguat signifikan.

Apalagi, otoritas yang mengumumkan penurunan GDP China dan Menteri Keuangan Jerman yang menyatakan bahwa Eropa tidak akan mencapai resolusi komprehensif atas krisis utang kawasan itu dalam waktu dekat, juga memanfaatkan momentum setelah market jenuh beli (oversold). Jadi, segaja terjadi timbal balik momentum antara market dengan otoritas itu.

Pengumuman itu memperlihatkan unsur kesengajaan untuk tidak dirilis pada saat market global seperti Dow Jones sedang menanjak. Misalnya, PDB China kuartal tiga 2011 yang berakhir 30 September. Seharusnya, dirilis paling lambat diumumkan 15 Oktober. Bukan 18 Oktober.

Kelihatan sekali, pengumuman itu segaja mencari momentum untuk meminimalisir dampak psikologis. Justru, para investor di bursa luar saat ini sedang berharap bursa turun tajam untuk mengharapkan harga di level bawah lagi.

Lantas apa yang jadi alasan saham-saham batu bara masih akan turun lebih dalam lagi?
Tak terkecual saham-saham batu bara, masih berpeluang mengalami penurunan lagi. Apalagi, meski koreksi tajam kemarin, valuasi saham-saham batu bara masih mahal di atas Price Earnings Ratio (PER) 10 kali. Sementara itu, saham-saham sektor properti, perkebunan dan sektor lain sudah berada di bawah 10 kali.

Apa saran Anda untuk para investor?
Dalam situasi ini, saya menyarankan agar investor lebih baik menunggu penurnan saham-saham sektor batu bara secara maksimal.

Apa saja saham-saham pilihan Anda di sektor batu bara?
Yang paling menarik saat ini adalah PT Adaro Energy (ADRO) dan PT Borneo Lumbung Energi (BORN). ADRO menarik untuk beli di level Rp1.500-1.700 dari posisi terakhir Rp1.800 dan BORN di level 700-800 dari posisi terakhir Rp960.

Kenapa saham ini menarik?
Kedua saham ini, lajunya sesuai dengan arah IHSG. Karena itu, saat turun, berpeluang memberikan gain yang signifikan sesuai reversal naik indeks nantinya. Kalau sekarang masih tinggi, tunggu saja. Itu soal waktu. Sebab, IHSG saat ini juga masih berpeluang turun ke level 3.300-an. Di posisi ini, investor bisa akumulasi kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar