Rabu, 19 Oktober 2011

Investor Pasar Modal, Waspadalah...

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Setelah beberapa hari terakhir perdagangan di bursa mulai menggeliat, tiba-tiba pasar dikejutkan pernyataan Wolfgang Schuble. Menteri Keuangan Jerman itu menyatakan, pertemuan puncak Uni Eropa di Brussel, Belgia, 23 Oktober, tidak akan menyelesaikan krisis utang.

Seperti di musim semi, pernyataan itu langsung membuat saham-saham di pasar modal berguguran. Yang lebih menyedihkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sebelumnya tampil paling mencorong di kawasan Asia, mengalami kejatuhan cukup dalam. Pada Selasa (18/11), IHSG turun 106,99 poin (2,87%) ke level 3.622,03.

Makanya, tak mengherankan jika banyak pemodal dan perusahaan yang mengucurkan air mata Bombany (istilah di kalangan bursa untuk menggambarkan kesedihan yang mendalam). Betapa tidak? Panic selling yang dilakukan investor telah membuat hampir seluruh harga saham terperosok, tak terkecuali saham unggulan.

Yang lebih memprihatinkan, banyak kalangan memprediksikan, penurunan masih akan berlangsung. Salah satu pemicunya adalah ekonomi Yunani yang terancam lumpuh setelah dua serikat pekerja utama di negeri itu mengancam akan melakukan mogok selama 48 jam pada hari Rabu dan Kamis besok.

Ini merupakan aksi lanjutan menentang kebijakan penghematan yang dilakukan pemerintah Yunani. Sikap pemerintah Jerman dan rencana aksi mogok para pekerja di Yunani itu jelas akan berdampak pada pergerakan saham di bursa dunia, termasuk Indonesia.

Untuk menghadapi berbagai angin buruk tersebut, para petinggi negeri pun langsung turun menenangkan pasar. “Pondasi ekonomi kita lebih siap menghadapi krisis,” kata Agus Martowardoyo, Menteri Keuangan.

Tapi, sayangnya, banyak pelaku ekonomi yang melihat sebaliknya. “Mestinya pemerintah bersikap realistis. Ekspor nonmigas kita pasti akan babak belur jika krisis utang di Eropa ternyata berkepanjangan,” kata seorang analis dari Kresna Securities. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar