Selasa, 22 November 2011

Aksi Jual di Wall Street Kian Deras

New York - Saham-saham di bursa Wall Street kembali merosot akibat lambatnya perkembangan penanganan utang di AS dan juga Eropa. Pesimisme tercapainya kesepakatan penanganan defisit AS semakin menggerus kekhawatiran investor.

Anjloknya harga-harga komoditas juga ikut menyeret aksi jual pada saham-saham sektor industri dan energi. Namun volume perdagangan lebih rendah dari rata-rata dengan investor memilih untuk duduk menunggu di tengah semua ketidakpastian.

Pada perdagangan Senin (21/11/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat 248,85 poin (2,11%) ke level 11.547,31. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 22,67 poin (1,86%) ke level 1.192,98 dan Nasdaq merosot 49,36 poin (1,92%) ke level 2.523,14.

Kemerosotan saham-saham terjadi karena investor pesimistis Super Komite bisa mencapai kesepakatan soal penanganan defisit. Ada kekhawatiran kebuntuan ini akan membuat perpanjangan kebijakan stimulatif menjadi lebih sulit seperti pengurangan pajak penghasilan, yang pada akhirnya dapat mengganggu perekonomian AS.

Dan pada petang hari, co-chair Super Komite Kongres AS mengatakan mereka telah gagal mencapai kesepakatan untuk mengurangi defisit utang negara.

"Berita itu tidak banyak dibandingkan kemarin. Tidak ada yang mengharapkan apapun. Apakah ini akan terus berdampak pada besok? Ya, tentu saja akan menambah keseluruhan kerusakan, tapi saya tidak melihat ini sebagai sesuatu yang tidak diharapkan," ujar Kevin Kruszenski, Direktur perdagangan saham KeyBank Capital Markets seperti dikutip dari Reuters, Selasa (22/11/2011).

Diantara saham unggulan, Bank of America tercatat merosot 5% menjadi US$ 5,49. Di Nasdaq, saham Amazon.com Inc turun hingga 4% menjadi US$ 189,25.

Perdagangan berjalan tidak terlalu ramai dengan volume transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 7,78 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 8 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar