Selasa, 01 November 2011

Tekanan Krisis Eropa Kembali Pangkas IHSG 105 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 105 poin akibat adanya tekanan kembali dari krisis Eropa. Bursa-bursa Eropa yang berguguran menghantui para pelaku pasar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.925 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.855 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka turun 19,815 poin (0,53%) ke level 3.771,032 tertekan negatifnya Wall Street semalam. Satu lagi perusahaan keuangan AS siap bangkrut, kembali menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

Indeks sempat ambles ke posisi terendahnya hari ini di 3.681,341 akibat tertekan aksi ambil untung. Laju pelemahan indeks bisa sedikit ditahan atas adanya aksi beli selektif.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 18,426 poin (0,49%) ke level 3.772,421. Pengumuman deflasi Oktober belum mampu menyelamatkan indeks dari zona merah.

Aksi ambil untung semakin sore semakin deras. Investor saling berlomba mengamankan portofolionya terkait tekanan global yang semakin hebat.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (1/11/2011), IHSG ditutup anjlok 105,835 poin (2,79%) ke level 3.685,012. Sementara Indeks LQ 45 ambles 21,766 poin (3,22%) ke level 653,806.

Bursa Yunani jatuh 6,8% setelah pengumuman perdana menterinya mengenai adanya referendum terhadap kesepakatan bailout terbaru. Hal ini menekan bursa-bursa di Eropa yang akhirnya berimbas juga ke bursa-bursa regional.

Aksi ambil untung terjadi di saham-saham unggulan yang rata-rata berada di indeks LQ 45. Secara kompak, investor lokal dan asing sepakat untuk keluar sejenak dari lantai bursa.

Seluruh indeks sektoral pun 'kebakaran', dengan koreksi yang cukup hebat, rata-rata di atas dua persen. Bahkan, indeks sektor aneka industri terpangkas lebih dari empat persen.

Transaksi investor asing yang pagi tadi masih beli bersih, kini mulai balik arah dan melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 59,079 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 123.708 kali pada volume 4,888 miliar lembar saham senilai Rp 3,132 triliun. Sebanyak 30 saham naik, sisanya 236 saham turun, dan 49 saham stagnan.

Bursa regional pun tak luput dari serangan negatif bursa Eropa beserta krisis yang dibawanya. Hanya bursa saham China yang masih mampu naik tipis.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 1,77 poin (0,07%) ke level 2.470,02.
  • Indeks Hang Seng anjlok 494,91 poin (2,49%) ke level 19.369,96.
  • Indeks Nikkei 225 terpangkas 152,87 poin (1,70%) ke level 8.835,52.
  • Indeks Straits Times jatuh 61,43 poin (2,15%) ke level 2.794,34.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Hexindo (HEXA) naik Rp 400 ke Rp 8.250, Lionmesh (LMSH) naik Rp 300 ke Rp 4.800, Indosiar (IDKM) naik Rp 210 ke Rp 1.740, dan Modernland (MDRN) naik Rp 150 ke Rp 3.150.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 3.000 ke Rp 13.300, Astra Internasional (ASII) turun Rp 2.500 ke Rp 66.500, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.700, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.100.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar