Selasa, 20 Desember 2011

Sentimen Eropa masih menghadang laju indeks

JAKARTA. Krisis Eropa kembali menghadang laju penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Setelah memangkas rating utang Belgia dua level dari Aa1 menjadi Aa3, Moody\'s Investors Service mengancam akan menggunting peringkat beberapa negara di Benua Biru. "Sentimen negatif masih menyelimuti negara-negara Eropa," keluh Kiswoyo Ady, Analis Askap Futures.

Namun, Kiswoyo menilai, momentum investment grade masih akan menahan IHSG dari kejatuhan lebih dalam. Terbukti, kemarin indeks masih bisa menguat tipis 0,05% ke 3.770,29. Pasar pun berharap ada aksi window dressing di akhir tahun.

Kiswoyo meramalkan, indeks hari ini akan bergerak di kisaran 3.700-3.850. Adapun, Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, memprediksi, indeks bergerak di rentang 3.746-3.780 atau lebih lebar di 3.760-3.780. "Indeks hari ini akan mengekor pergerakan indeks regional," jelasnya.

Efek investment grade pun tak begitu terasa ke rupiah, terhalang sentimen krisis Eropa. Alhasil, kurs rupiah masih akan tertekan. "Minat terhadap mata uang dollar AS masih tinggi," dalih Ariston Tjendra, Analis Monex Investindo Futures.

Saat ini pelaku pasar menanti pidato Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi di depan parlemen Eropa yang membahas masalah krisis dan langkah ECB. Jika responnya positif, rupiah mungkin berkonsolidasi dan menguat terbatas di Rp 9.000-Rp 9.115 per dollar AS. Senin (19/12), rupiah melemah 0,3% ke Rp 9.067 per dollar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar