Senin, 30 Mei 2011

IHSG Menunggu Kabar Baik dari Luar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Para pemodal di bursa saham, akhirnya, bisa bernafas lega. menutup minggu ke empat Mei ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau, setelah sebelumnya (Senin 20/5) mengalami penurunan cukup tajam, disusul gerakan naik turun yang tidak terduga pada hari-hari berikutnya. Sehingga pada Jumat (27/5), IHSG ditutup di zona hijau yakni di level 3.832.

Jika dibandingkan dengan angka yang berhasil ditorehkan di penghujung pekan sebelumnya, penguatan itu boleh dibilang belum mencapai ‘titik impas’. Sebab, dalam sepekan itu indeks masih mencatatkan tekor 40 poin.

Itu sebabnya, masih ada sejumlah investor yang masih belum cerah benar hatinya, karena saham yang mereka kempit belum masuk ke dalam ‘gerbong kebangkitan’. Saham Bank Jabar Banteng (BJBR) misalnya, setelah mencapai puncaknya di level Rp1.290, hingga pekan lalu malah terus mendem ke Rp1.210. Padahal kalau menurut sejumlah analis, saham ini memiliki harga wajar di kisaran Rp1.750.

Contoh lainnya saham Bumi Resources (BUM). Efek sejuta umat ini, kelihatannya, belum mau kembali ke level pekan lalu Rp3.500-an. “Tapi jangan khawatir, keadaan kini mulai berbalik,” kata seorang analis.

Ia optimistis, di minggu ini, perdagangan akan menuju wilayah positif. Bahkan, ada yang yakin, kehangatan bursa akan berlangsung hingga pekan ke dua Juni.

Ada beberapa faktor yang membuat para pelaku pasar. Upaya negara-negara di Eropa untuk merebut kembali kepercayaan dunia mendapat tanggapan positif dari pasar. Kendati, nasib Yunani yang baru saja menalami gagal bayar utang, tetap menjadi poin yang sangat diperhitungkan.

Kalau upaya itu gagal, dampak sistemik yang ditimbulkan akan langsung menjalar ke berbagai negeri. Sebaliknya, jika berhasil, bisa dipastikan pembalikkan bursa menuju jalur hijau akan berlangsung dengan lebih cepat.

Sentimen positif lainnya datang dari negara-negara di kawasan Asia. Akhir pekan lalu, seperti halnya JKSE, mayoritas bursa di benua terbesar ini juga mengalami penguatan yang signifikan. Sebut saja, Hang Seng, Straits Times, BSE Sensex hingga Bursa Malaysia. “Yang menarik, kondisi perekonomian di dalam negeri tak menghadapi masalah yang berarti,” kata sang analis.

Namun, nanti dulu, tak semua pelaku pasar optimistis. Krisis Eropa tetap mendatangkan kekhawatiran yang cukup tebal. Sehingga, beberapa pengamat memprediksi, perdagangan saham masih akan volatile. Bahkan ada yang memprediksi, IHSG masih terbuka untuk menukik ke kisaran 3.680. “Setelah itu, barfu akan naik dengan stabil,”ujar seorang kepala riset.

Perlu ekstra hati-hati, memang. Namun, bagi investor yang tetap ingin bertransaksi, sejumlah analis menyarankan agar mereka berkonsentrasi pada saham-saham perusahaan yang berorientas ke pasar dalam negeri dan perbankan.

Pilihannya, antara lain, efek terbitan Indofood (INDF) dan Unilever (UNVR). INDF diprediksi bakal bergerak di kisaran Rp5.350-5.600. Dan dalam jangka panjang berprospek untuk menuju ke kisaran Rp6.100. Sementara UNVR, dalam jangka pendek ini, diyakini akan menyentuk level Rp15.100.

Akan halnya dari sektor perbankan, yang mendapatkan rekomendasi beli cukup kuat adalah BJBR. Menurut mereka, dengan harga penutupan Rp1.210, saham ini sudah sangat murah dan bisa dengan cepat kembali ke kisaran Rp1.250. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar