Senin, 30 Mei 2011

Rupiah Ikuti Mata Uang Asia Menguat Atas Dolar AS

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah seiring mata uang Asia bergerak menguat atas dolar AS. Prediksi suku bunga mendukung aliran dana masuk.

Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Senin (30/5) sore menguat mendekati 8.500 per dolar AS, tepatnya berada pada 8.536 atau 17 poin lebih baik dibanding posisi penutupan pekan kemarin 8.553 per dolar.

Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga mengatakan bahwa pasar masih positif terhadap rupiah, karena berlanjutnya pelemahan dolar AS terhadap hampir semua mata uang Asia, “Hal ini memberikan sentimen positif terhadap pasar uang Indonesia, khususnya rupiah,” katanya.

Menurutnya, pembelian rupiah juga dipicu faktor fundamental ekonomi Indonesia yang terus meningkat. Selain deflasi yang akan terjadi pada Mei. “Deflasi itu memberikan kepercayaan bahwa ekonomi nasional akan makin tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Dari eksternal, pasar Indonesia sangat diuntungkan dengan aksi China yang menahan investasi baru di negaranya. Hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi di negara tirai bambu cukup tinggi, “China khawatir akan terjadi inflasi yang besar,” katanya.

Selain itu, pasar cukup sepi karena bursa Wall Street dan Eropa tutup menyambut hari libur nasional.“Jadi, belum ada isu positif yang mendorong pelaku melakukan pembelian rupiah lebih besar dibanding hari-hari sebelumnya,” katanya. Ke depannya, Edwin memperkirakan, rupiah masih akan menguat lagi mencapai Rp8.500 per dolar.

Adapun mata uang Asia menguat, dipimpin oleh Ringgit Malaysia, atas spekulasi pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan menarik dana dan pembuat kebijakan menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk mendinginkan inflasi.

Indeks Dolar Asia The Bloomberg-JPMorgan naik untuk hari ketiga, sebelum laporan pekan ini, dimana analis memprediksi ekspor Malaysia pada April akan meningkat tertajam dalam sembilan bulan ketimbang tahun lalu.

Semua 16 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan Bank of Thailand akan menaikkan biaya pinjaman pada 1 Juni. Produk domestik bruto Filipina naik 4,9% pada kuartal pertama 2011, ketimbang periode yang sama 2010, dibandingkan 6,1% dalam kuartal sebelumnya.

"Kita bisa mendapatkan momentum pertumbuhan yang stabil dari sini, yang mendukung aliran dana," kata Nik M. Khairul, dealer treasury di Asian Finance Bank Bhd, Kuala Lumpur. "Karena tingkat bunga, pasar bisa melihat putaran peningkatan lain tahun ini."

Dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang Asia, dimana dolar Singapura menguat 0,18% ke 1.234, dolar Hong Kong naik 0,0085% ke 7,7799, yuan China naik 0,12% ke 6.48, dan won Korsel naik 0,19% ke 1.080 per dolar AS. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar