Senin, 30 Mei 2011

Siklus Waktu IHSG dalam Masa Penting!

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG pekan ini diprediksi sideways karena dalam pandangan Astronacci Market Timing, berada dalam masa penting siklus waktu. Bagi short-term trader, waspadai koreksi tiba-tiba pada 1-3 Juni 2011.

Presiden dan pendiri PT Astronacci International Gema Goeyardi mengatakan, indeks saham domestik (IHSG ^JKSE) berada dalam masa penting siklus waktu. Menurutnya, secara Astronacci (analisis teknikal yang menggabungkan unsur Astrologi dan Fibonacci), pada 1 Juni 2011 akan terjadi gerhana matahari.

Sebagian disertai siklus Retrograde dari Planet Neptunus yang kecenderungan menyebabkan pembentukan Double Top/Bottom atau Triple Top/Bottom. Karena itu, lanjut Gema, dalam pandangan Astronacci Market Timing, IHSG akan memasuki area sideways. “Indeks berpeluang menguji resistance terakhir pada level 3.872 dengan support pada level 3.725,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (29/5).

Pada perdagangan Jumat (27/5) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 17,56 poin (0,46%) ke level 3.832,378. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45yang naik 2,42 poin (0,36%) ke angka 681.295.

Dalam situasi ini, Gema menghimbau short-term trader untuk waspada terhadap koreksi yang kemungkinan datang secara tiba-tiba pada 1-3 Juni 2011. “Koreksi itu dipicu pengaruh gerhana matahari. Gerhana matahari terakhir 4 Januari 2011,” papar Gema.

Namun, lanjutnya, jika market membuktikan bahwa IHSG mampu bertahan di atas 3.760 setelah siklus tersebut, sangat besar peluangnya melanjutkan kenaikannya hingga 3.900. “Jika itu yang terjadi, silahkan kembali beraktivitas di market karena saat itu kondisi akan positif,” ungkapnya.

Apa yang harus dilakukan sekarang? Menurutnya, jika sudah memiliki posisi dan ‘profit’, pelaku pasar dapat mempersiapkan trailing stop atau menjual sebagian saham yang untung mendekati area 1-4 Juni 2011.

Tapi, bagi Anda yang sudah memiliki cash position dan ingin membeli saham-saham yang baik, dia merekomendasikan positif saham-saham yang memiliki pola double bottom seperti PT Adaro Energy (ADRO), PT Bank Tabungan Negara (BBTN) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). “Saya rekomendasikan buy saham-saham tersebut,” imbuh Gema.

Dihubungi terpisah, analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, indeks saham domestik akan bergerak variatif cenderung menguat (mixed to higher). “Sepekan ke depan, indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.750 dan 3.900 sabagai level resistance-nya,” ujar Cece.

Variatifnya laju market pekan ini, menurutnya, karena tarik-menarik sentimen negatif dan positif. Di satu sisi, pasar menantikan sentimen dari pengumuman inflasi Mei 2011 Badan Pusat Statistik (BPS) pekan ini. Angkanya sudah diperkirakan terjadi deflasi meskipun tipis. “Saham-saham perbankan bakal jadi incaran pelaku pasar pekan ini,” ungkapnya.

Dia juga memperkirakan, level 3.900 bisa saja dicapai pekan ini jika bursa regional bergerak positif dan data inflasi mendukung. “Kalaupun terjadi inflasi akan tipis sekira 0,1%. Begitu juga jika deflasi,” ucapnya.

Tapi, di sisi yang lain, meski beberapa emiten akan membagikan dividen pekan ini, ada juga beberapa saham yang memasuki momentum ex-dividend date seperti PT Astra Internasional (ASII), PT Astra Graphia (ASGR), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Adaro Energy (ADRO). “Karena itu, awal pekan saham-saham tersebut berpeluang melemah terlebih dahulu karena faktor ex-dividend itu,” paparnya.

Begitu juga sentimen dari luar negeri. Di satu sisi, data-data industri AS melemah dan tingkat pengangguran yang naik yang menjadi sentiment negatif. Tapi, pada saat yang sama, laporan kinerja emiten di AS justru jadi berita positif. “Semua kondisi itu, menjadi tantangan market pekan ini,” timpalnya.

Dia menegaskan, laju IHSG pekan ini sangat tergantung pada bursa regional. Jika melemah, indeks domestik pun akan ikut melemah. Begitu juga sebaliknya. “Tapi, secara umum indeks domestik berpeluang variatif cenderung menguat,” paparnya.

Adapun sektor saham yang berpeluang jadi penggerak indeks pekan ini adalah perbankan seiring rilis inflasi dan saham-daham batu bara. “Meski harga minyak fluktuatif tapi cenderung naik dalam dua bulan ke depan,” tutur Cece.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Danamon (BDMN), PT Bank Central Asia (BBCA) dan grup Asrta kecuali saham ex-dividend. Lalu, PT Semen Gresik (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP).

PT Indika Energy (INDY), PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Tambang Bukit Asam (PTBA) dan PT United Tractors (UNTR). “Saya rekomendasikan buy on support saham-saham tersebut,” imbuh Cece. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar