Senin, 15 Agustus 2011

Saham Pilihan Satu Bulan ke Depan

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Penutupan IHSG akhir pekan lalu yang kembali positif, membawa keyakinan bahwa indeks akan melanjutkan rebound hingga satu bulan mendatang. Saham-saham apa yang bisa dipilih?

Pada perdagangan Jumat (12/8) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 21,161 poin (0,54%) ke level 3.890,526. Penutupan di atas level low ini, menandakan IHSG akan rebound kembali pada dua pekan terakhir Agustus dan memasuki September,” Target 1 bulan IHSG berada di level 4.160,” ujar Yuganur Wijanarko dari HD Capital dalam riset terbaru.

Menurutnya, beberapa data ekonomi, seperti PDB dan inflasi, serta suku bunga yang bertahan, setidaknya hingga akhir tahun, kondusif untuk dana masuk dalam pasar yang sudah terkoreksi ini. Apalagi secara fundamental analisis, valuasi IHSG sekarang berada di PER 13 kali. “Biasanya di level ini, ada potensi untuk rebound kembali ke PER 16-18 kali (4.160-4.350),” katanya.

Di tengah kondisi ini, Yuga menjagokan saham Astra International (ASII), Bank Central Asia (BBCA) dan Chareon Pokphand (CPIN), yang merupakan perwakilan permintaan domestik untuk mobil, kredit dan makanan (ayam). Selain Bumi Resources (BUMI) yang diuntungkan oleh kembalinya asing dalam sektor batu bara, menyusul membaiknya produksi pada musim kemarau ini.

Saham ASII, yang merupakan emiten berkapitalisasi pasar terbesar dan memiliki core holding asing ini adalah penggerak utama IHSG untuk menuju 4.160 di September. Secara fundamental, target 12 bulan ASII tertinggi di Rp80.500 dan terendah di Rp45.000, bertahan di median Rp63.000.

Ini berarti, potensi ASII kembali ke all time high Rp75.000 sangat mungkin. Apalagi outlook pendapatan terlalu konservatif dan berpotensi di upgrade. “Satu bulan ke depan, ASII akan berada di level Rp74.000,”ujarnya.

Sementara BBCA menarik, karena meskipun cukup besar dan mahal, harga sahamnya dinilai seusai, dengan target 1 bulan diperkirakan akan berada di level Rp8.750 per lembarnya.

Kontribusi BBCA untuk sektor perbankan IHSG mencapai 30%, dimana emiten ini menjadi kandidat utama asing, terutama dalam koreksi pasar, dimana biasanya saham dengan PER termahal yang pertama diburu. “Kendati memiliki PER termahal di seluruh sektor perbankan, namun NPM BBCA tertinggi dari loan portofolio, sehingga menjadi bank terefisien dan profitable di Indonesia,” katanya.

Adapun saham lapis dua CPIN memiliki target harga satu bulan di level Rp2.950. Biaya impor pangan terbantu penguatan dolar AS dan permintaan relatif inelastis namn akan lebih tinggi menjelang Ramadan. Selain itu, dengan produksi dan distribusi yang terintegrasi, CPIN merupakan pemain terbesar tanpa ada saingan berarti. “Kondisi ini mirip pola ASII untuk sektot otomotif,”ucapnya.

Saham terakhir adalah BUMI, yang disebut Yuga sebagai saham terbesar sekaligus terburuk dengan target harga satu bulan dapat mencapai Rp3.150. Saat ini, sektor batu bara mengkontribusi 28% IHSG, dimana kapitalisasi pasar terbesar dipegang oleh BUMI.

Secara PER, emiten ini merupakan yang termahal (high valuation play), namun hal ini belum memperhitungkan upgrade pendapatan dari deleveraging. “Alhasil, saham ini secara fundamental (PBV/ROE) dan teknikal yang oversold, mempunyai potensi menguat besar, sebanding dengan risikonya.” [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar