Senin, 15 Agustus 2011

Investor Khawatir Guncangan Nazaruddin

INILAH.COM, Jakarta –Investor saat ini ditengarai khawatir atas guncangan politik pascapenangkapan M Nazaruddin, tersangka suap wisma atlet. Kondisi itu, bersamaan dengan krisis global sehingga bisa menjadi momentum profit taking.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan ada dua faktor yang berpengaruh negatif pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG ^JKSE pekan pekan ini. Menurutnya, dari eksternal market terdampak momentum krisis global. Setelah bergejolak tajam, likuiditas di market jadi sepi karena banyak yang menjual posisi. Karena itu, setelah menguat akhir pekan lalu, IHSG akan bergerak fluktuatif pekan ini.

Dari internal, investor khawatir, suara Partai Demokrat akan anjlok sebagai partai pemenang dua kali pemilu. Sebab, setelah tertangkapnya Nazaruddin, akan banyak pihak tersangkut. “Investor asing selalu mengacu pada partai pemenang. Pada saat terjadi gejolak pada partai pemenang, investor jangka panjang akan ancang-ancang melepas sahamnya,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (12/8), IHSG ditutup menguat 21,161 poin (0,54%) ke level 3.890,526, dengan intraday tertinggi di 3.926,55 dan terendah di 3.864,42. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 3,309 poin (0,48%) ke level 689,603.

Setelah menguat ke level 3.890,526, bagaimana Anda melihat laju IHSG sepekan ke depan?

IHSG pekan ini akan mendapat guncangan dari faktor internal yakni guncangan politik setelah kepulangan M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap dalam pembangunan Wisma Atlet Sea Games 2011. Setelah kepulangan Nazaruddin dari pelariannya, stabilitas politik Tanah Air akan terganggu.

Investor sudah mulai khawatir. Bukan khawatir terhadap Nazaruddin, tapi pada penunggang-penunggangnya untuk berbuat korup baik dari Partai Demokrat sendiri maupun dari partai lain. Jadi, investor khawatir guncangan Nazaruddin.

Kalau begitu, di level berapa support dan resistance-nya?

IHSG akan bergerak dalam kisaran support 3.800 dan resistance 4.000 untuk pekan ini. Tapi, secara umum, IHSG akan bergerak tipis (sideways), plus-minus paling-paling 10 poin dalam intraday-nya. Yang perlu diwaspadai adalah keluarnya asing dari saham-saham konglomerasi. Jika itu yang terjadi, indeks akan kembali ke bawah 3.800.

Karena itu, pada Senin (15/8) dan Selasa (16/8) ini akan menentukan laju market hingga akhir tahun. Jika terjadi tekanan jual yang besar pada saham-saham konglomerasi akibat kekhawatiran pasar atas terguncangnya stabilitas politik, sangat menentukan.

Sejauh ini pun, partai Demokrat sudah terbelah dua: ada yang pro Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat dan ada yang kontra. Pasar khawatir, suara Partai Demokrat akan anjlok sebagai partai pemenang dua kali pemilu. Investor asing selalu mengacu pada partai pemenang. Pada saat terjadi gejolak pada partai pemenang, investor jangka panjang akan ancang-ancang melepas sahamnya.

Bagaimana dengan sentimen eksternal?

Justru itu, kekhawatiran pasar atas stabilitas politik, bersamaan dengan momentum krisis global. Dari eksternal, setelah bergejolak tajam, likuiditas di market jadi sepi karena banyak yang menjual posisi. Setelah technical rebound akibat kerontokan sebelumnya karena faktor eksternal, IHSG akan bergerak fluktuatif pekan ini.

Setelah AS di-down grade, terjadi penarikan dana pada emerging market tak terkecuali Indonesia. Karena itu, secara historis, kondisi itu akan diikuti dengan tipisnya likuiditas di market. Karena itu, market sangat rentan atas profit taking atau tekanan jual walaupun akhir pekan lalu sempat technical rebound.

Kalau begitu, adakah saham-saham yang masih menarik dalam situasi market saat ini?

Saya tetap rekomendasikan positif saham konglomerasi PT Astra Internasional (ASII), PT United Tractors (UNTR), PT Gudang Garam (GGRM) dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF).

Lalu, PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR), PT Bumi Resources (BUMI) dan PT Adaro Energy (ADRO) mumpung masih murah. Di sektor perbankan, saya menjagokan perbankan BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI).

Di antara saham-saham tersebut, mana yang paling menarik?

Saham ASII. Sebab, secara fundamental sangat kuat. Kedua, secara teknikal, saham ini berpeluang kembali ke level tertingginya Rp75.950 yang merupakan level tertinggi pada 27 Juli 2011. ASII memiliki support di level Rp65.000 dan resistance Rp74.000 untuk pekan ini. Sedangkan untuk Senin (15/8) ini, support di level Rp65.000 dan resistance Rp68.000.

Bagaimana dengan saham-saham di sektor tambang?

Saham-saham pertambangan seperti BUMI dan ADRO yang cukup likuid itu menarik. Tapi, akan konsolidasi pekan ini. Sebab, hingga saat ini belum ada indikasi bahwa harga minyak, batu bara dan harga komoditas lainnya akan naik dalam pekan ini. Sebab, euro masih bertahan di level US$1,42 per euro.

Yang mengalami penguatan justru harga emas sehingga tembus US$1.800 per troy ounce. Kenaikan harga minyak dan batu bara menunggu konfirmasi dari kenaikan nilai tukar euro atas dolar AS. Untuk saham-saham sektor energy, bagi yang baru masuk lebih baik wait and see dulu. Apalagi, investor asing ditakutkan dalam posisi jual untuk menutupi kerugian di global market di AS dan Eropa. Asing memiliki portofolio di saham-saham pertambangan dalam jumlah besar. Itu harus diwaspadai pergerakannya.

Karena itu, jika asing dalam posisi jual, investor lokal juga akan adu cepat dalam posisi jual. Jadi, saham-saham tambang sangat spekulatif. Tapi, selain sektor tambang, karena masih didukung oleh ekonomi domestik yang masih kuat, investor jangka panjang bisa dalam posisi beli. Tapi, perhatikan jika asing melakukan aksi jual pada saham-saham di sektor konglomerasi seperti ASII akibat guncangan politik. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar