Senin, 15 Agustus 2011

GDP Jepang Berhasil Stabilkan Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah hanya melemah tipis setelah IHSG berhasil menguat di atas 1%. Data Gross Domestic Product (GDP) Jepang yang dirilis di atas perkiraan turut menstabilkan pasar setelah bergerak liar pekan lalu.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, stabilnya pergerakan rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh minat investor atas aset-aset berisiko (risk appetite) yang agak sedikit pulih jika dibandingkan dengan pekan lalu yang terjadi fluktuasi harga yang cukup liar.

Menurutnya, market mulai stabil setelah GDP Jepang dilaporkan di atas perkiraan. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terkuatnya 8.528 dan 8.539 sebagai level terlemahnya setelah dibuka di angka 8.534 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (15/8).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (15/8) ditutup melemah tipis 1 poin (0,01%) ke level 8.539/8.549 per dolar AS dari posisi kemarin 8.538/8.548.

Untuk triwulan kedua 2011, GDP Jepang dirilis -0,3% dari sebelumnya -0,9%. Secara tahunan, PDB Jepang dirilis -1,3% dari sebelumnya -2,5% dan prediksi -2,6%. "Pasar melihat, kontraksi ekonomi Jepang akibat gempa dan tsunami Maret 2011 tidak seburuk yang diduga sebelumnya," ujar Christian.

Di sisi lain, lanjutnya, terapresiasinya yuan China mengindikasikan kebijakan China untuk menekan inflasi domestik dengan cara membiarkan mata uangnya untuk terus terapresiasi terhadap dolar AS. "Karena itu, mata uang regional stabil termasuk rupiah," paparnya.

Terapresiasinya yuan China, memang menjadi tekanan bagi dolar AS sehingga rupiah sempat menguat ke level 8.528 sepanjang perdagangan. "Tapi, rupiah kurang stabil pada level penguatan dan kembali melemah sehingga ditutup stagnan dibandingkan akhir pekan lalu dan lebih lemah dibandingkan pembukaan tadi pagi," ucapnya.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah tipis 0,04% ke level 74,41 dari sebelumnya 74,55. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4313 dari sebelumnya US$1,4251 per euro," imbuh Christian.

Dari bursa saham, Head of Researh Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) berhasil ditutup naik 69,50 poin (1,79%) ke level 3.960.022. “Jika tidak ada tekanan atau masalah yang signifikan dari eksternal, setelah tembus resistance 3.923 ini, indeks akan coba kembali menembus level psikologis 4.000,” ujarnya.

Jika ini yang terjadi, indeks berpeluang kembali mencetak rekor tertinggi baru dalam sejarah. Dia menegaskan, pergerakan indeks ke arah positif hari ini, bahkan sepekan ke depan pun cukup terbuka. “Salah satu alasannya adalah tekanan dari kekhawatiran down grade rating utang AS saat ini sudah mulai mereda,” paparnya.

Di sisi lain, pasar juga mengantisipasi pertemuan antara Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel yang akan berdiskusi Selasa (16/8). Keduanya, akan membahas bagaimana caranya membuat zona Eropa bekerja lebih efektif di tengah keraguan yang ada pada pasar keuangan.

Menurutnya, pasar sejauh ini meragukan kemampuan pihak Eropa untuk menangani krisis utang pemerintah. “Jika ada keputusan yang positif, akan mengangkat bursa saham Eropa dan berpengaruh positif bagi bursa saham global termasuk IHSG,” ujarnya.

Di sisi lain, pasar juga merespon positif atas dukungan dari European Cenral Bank (ECB) yang telah melakukan pembelian surat utang Italia dan Spanyol. “Selebihnya, pasar masih menunggu data-data mingguan dari AS yang akan dirilis pekan ini yang juga akan mempengaruhi market,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar