Rabu, 01 Juni 2011

Krisis Yunani Capai Titik Terang, Euro Cemerlang

Medium
Kabar menyejukkan mengenai krisis utang Yunani dan lemahnya data perekonomian AS membawa euro mencapai level tertinggi baru dalam 3 pekan terhadap dollar pada sesi perdagangan Selasa (31/5).

Mengutip pernyataan dari sumber yang tidak disebutkan identitasnya, Wall Street Journal menulis bahwa Jerman mempertimbangkan untuk tidak lagi mendesak Yunani menjadwal ulang utangnya. Kabar tersebut datang seiring dengan upaya intensif Eropa untuk paket bailout tambahan bagi Yunani dan pernyataan ketua grup menteri keuangan Zona Euro Jean-Claude Juncker yang Senin lalu mengungkapkan optimismenya bahwa Yunani akan segera mendapatkan paket bantuan yang dibutuhkannya.

Sementara itu, data yang dirilis semalam menunjukkan kondisi perekonomian AS kian memburuk. Kepercayaan konsumen AS turun tajam di bulan Mei, dari 66,0 (setelah direvisi) menjadi 60,8. Turun tajamnya kepercayaan konsumen bisa berdampak signifikan bagi perekonomian AS. Belanja konsumen merupakan pilar utama perekonomian AS yang berperan besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi sejak resesi.

Data AS lainnya menunjukkan tanda-tanda kian melemahnya sektor properti. Indeks harga-harga rumah dari S&P/Case-Shiller turun 4,2 persen pada kuartal pertama menyusul penurunan 3,6 persen pada kuartal ke empat sebelumnya.

Berikutnya, aktivitas bisnis di kawasan Chicago juga menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Indeks Chicago PMI turun menjadi 56,6 bulan Mei dari sebelumnya 67,6 pada bulan April.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi AS dapat memaksa Federal Reserve melanjutkan kebijakan moneter ekstra longgarnya. Sementara di lain pihak, indikasi menguatnya perekonomian Zona Euro bisa kian meyakinkan ECB untuk menaikkan lagi suku bunganya meski masih dibelit krisis hutang.

Terhadap dolar, euro melonjak hingga catatan tertinggi 1.4422 sebelum kemudian ditutup di 1.4392, menguat sekitar hampir 0,8 persen dari level penutupan Senin.

Sementara itu, poundsterling juga sempat mencapai level tertinggi 1 bulan di kisaran 1.6546 terhadap dollar. Gain poundsterling, meski demikian, tidak bertahan lama. Memasuki sesi perdagangan AS, poundsterling berbalik terkoreksi tajam. Pada akhir sesi perdagangan, poundsterling ditutup melemah sekitar 0,16 persen di 1.6449 terhadap dollar.

Sedangkan terhadap franc Swiss, dolar nampak stabil usai melemah hingga rekor terendah dalam sejarah. Dolar ditutup menguat 0,2 persen di 0.8539 terhadap franc.

Pada perdagangan lainnya, pergerakan harga emas dunia terbilang rancu tanpa menunjukkan tren yang jelas. Meski sempat naik menembus level $1540 untuk pertama kalinya dalam 4 pekan terakhir, emas mesti melepas kembali gain-nya tersebut dan berbalik ditutup melemah 0,25 persen di $1534.60 per troy ounce. Para pelaku pasar, dalam hal ini, mengambil sikap wait-and-see mengenai perkembangan krisis hutang Yunani. (atz)

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar