Rabu, 01 Juni 2011

Sesi Dua, Pilih Saham Bakrie dan Astra

INILAH.COM, Jakarta- Indeks diperkirakan akan variatif cenderung menguat pada sesi dua. Saham dari grup Astra dan Bakrie bisa menjadi pilihan.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, pergerakan indeks hingga penutupan sore nanti akan variatif cenderung menguat (mixed to higher). “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.813 dan 3.885 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (1/6).

Variatifnya laju market hari ini, menurut Cece dipicu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan inflasi Mei 2011 sebesar 0,12% dengan inflasi tahun kalender 0,51% dan inflasi tahunan 5,98% (year on year). “Sebelumnya, pasar sudah memperkirakan akan terjadi inflasi di kisaran 0,1% atau deflasi 0,1%,” ujarnya.

Karena itu, lanjut Cece, inflasi 0,12% yang baru saja diumumkan BPS masih dalam kisaran yang diekspektasikan pasar. Inflasi merupakan data yang ditunggu pasar hari ini. “Padahal, jika saja BPS mengumumkan deflasi Mei, indeks akan meneruskan penguatan mencapai level tertinggi baru. Sebab, data itu akan mendongkrak saham-saham yang masih stagnan terutama sektor perbankan,” paparnya.

Tapi, karena yang terjadi terjadi adalah inflasi, meskipun tipis, indeks bakal bergerak variatif cederung menguat (mixed to higher). Kecenderungan penguatan indeks domestic salah satunya dipicu oleh positifnya bursa AS.

Di sisi lain, harga minyak mentah dunia kembali naik ke level US$103 per barel. Karena itu, harga komoditas lain seperti timah, nikel dan Crude Palm Oil (CPO) juga cenderung naik.

Pada saat yang sama, lanjutnya, meskipun di sesi pagi, indeks regional sempat bergerak variatif, indeks domestik naik signifikan. Kondisi itu, juga didukung oleh penguatan rupiah terhadap dolar AS di kisaran 8.540 per dolar AS. “Karena itu, meski variatif, indeks cenderung menguat ke level resistance 3.885,” papar Cece.

Adapun sektor saham yang jadi penggerak indeks hari ini adalah grup Bakrie dan grup Astra. Jika saja Mei 2011 terjadi deflasi, saham-saham di sektor perbankan juga berpeluang jadi penggerak indeks sehingga mencapai rekor baru.

Saham-saham pilihannya, PT Bumi Resources (BUMI), PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Bakrie Sumatera Plantation (UNSP), PT Bakrieland Development (ELTY) dan PT Darma Henwa (DEWA). Lalu, PT Astra Internasional (ASII) dan PT Unilever Indonesia (UNVR). “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut untuk jangka pendek,” imbuh Cece.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar