Rabu, 01 Juni 2011

Rintis proyek biodiesel, Adaro gandeng UNTR dan Komatsu

Rintis proyek biodiesel, Adaro gandeng UNTR dan Komatsu
JAKARTA. Bisnis pengolahan bahan bakar biodisel menarik minat emiten sektor pertambangan, PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Emiten ini menggandeng PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Komatsu untuk pengembangan pabrik pengolahan biodiesel fuel.

Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro, mengungkapkan, proyek kerjasama ini masih dalam tahap uji coba yang berlangsung satu tahun. Proyek biodiesel ini dilakukan untuk menyiasati harga minyak mentah dunia yang cenderung makin mahal. "Kenaikan harga minyak dunia bisa mempengaruhi harga solar," kata dia, kemarin (31/5).

Biodiesel fuel akan dihasilkan dari pengolahan biji jarak. Rencananya, bahan bakar nabati ini akan diujicobakan pada kendaran tambang di Kalimantan Selatan. Dalam rentang satu tahun ke depan, proyek ini diperkirakan bisa menghasilkan 1,2 ton biodiesel per hari, atau setara dengan 8.000 ton setahun. Tahun 2011 ini, baru 100 truk yang akan menggunakan bahan bakar nabati tersebut.

Selama ini, Adaro memanfaatkan solar sebagai bahan bakar angkutan tambangnya, yang menggunakan dump truck tipe HD 785. Kelak, dump truck ini akan mengunakan bahan bakar campuran antara biodiesel dan solar. "Komposisi antara biodiesel dengan solar 20:30," jelas Sekretaris Perusahaan Adaro Devindra Ratzarwin.

Dengan memanfaatkan biodiesel, Adaro bisa meningkatkan efisiensi biaya operasional. Maklum, dalam satu tahun Adaro mengonsumsi solar hingga 2 juta kiloliter. Mereka mengharapkan pemanfaatan biodiesel ini bisa menekan penggunaan solar hingga 20%.

Sejauh ini, Adaro menggelontorkan dana investasi senilai US$ 1,6 juta untuk proyek ini. Nilai investasi ini kemungkinan akan terus bertambah. Namun, berapa total nilai investasi proyek ini, Devindra enggan mengungkapkan.

Sedangkan Komatsu, sejauh ini sudah mengeluarkan dana investasi senilai ¥ 200 juta. Namun, perusahaan asal Jepang ini tidak menargetkan dana investasi tersebut bisa kembali tahun ini juga. Pasalnya, proyek ini sifatnya masih uji coba. "Belum ada target angka ekonomis untuk tahun ini," ujar Kunio Nuji, Presiden Direktur Komatsu.

Kinerja Adaro tahun 2010 kurang mengesankan. Laba bersih mereka turun menjadi Rp 2,21 triliun dari Rp 4,3 triliun di tahun 2009.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar