Jumat, 22 Juli 2011

Kesepakatan Yunani Dongkrak Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Sydney – Bursa saham Asia naik tajam Jumat (22/7) pagi, bergabung dalam reli global. Hal ini dipicu berita bailout kedua untuk Yunani dan rencana mencegah penularan krisis utang menyebar ke negara-negara Eropa lainnya.

Indeks Nikkei Stock Average dan indeks Kospi Korsel naik masing-masing 1%, sedangkan indeks S & P / ASX 200 Australia naik 0,9%.

Bursa Eropa dan AS telah berakhir menguat Kamis waktu setempat, karena perusahaan-perusahaan keuangan mencatatkan kinerja yang kuat.

Bank juga salah satu pemain terbaik di Asia hari ini, dengan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc naik 3,8% dan Mizuho Financial Group Inc naik 2,3% di Tokyo.

Commonwealth Bank of Australia, yang hari ini mengangkat Ian Narev sebagai CEO (chief executive officer) baru, naik 1,4%, sedangkan National Australia Bank Ltd naik 2,5%.

Apresiasi ini merespon kabar bahwa Yunani akan mendapatkan paket bantuan baru senilai 109 miliar euro (US$ 157 miliar). Selain bahwa pemimpin Uni Eropa akan memperkuat peran Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa yang memungkinkan memberi pinjaman kepada pemerintah, sehingga dapat merekapitalisasi bank dan campur tangan di pasar sekunder untuk menghindari penularan.

"Kesepakatan kepala negara zona euro dalam pertemuan darurat mereka melampaui ekspektasi pasar. Perjanjian tersebut merupakan langkah besar menuju kestabilan pasar dan menandai resolusi krisis utang, "kata ahli strategi di BNP Paribas.

Meskipun berlanjutnya pembicaraan batas utang atas AS menemui kebuntuan, hal ini tetap merupakan faktor kunci untuk risiko pasar. Strategis dari BBH mengatakan bahwa reaksi pasar yang positif ke pertemuan zona euro, serta pendapatan yang lebih baik dari estimasi, terutama dari AS, cenderung mendukung sentimen pasar pekan depan.

Advanced Micro Devices Inc.and SanDisk Corp juga mencatat pendapatan yang kuat, membantu beberapa saham Jepang, seperti Advantest Corp, yang naik 2,1%.

Saham Austar United Communications Ltd turun 15,1% di Sydney, setelah regulator kompetisi Australia mengatakan bahwa akuisisi perusahaan itu dengan Foxtel kemungkinan akan secara substansial mengurangi persaingan di tiga wilayah, termasuk penyediaan layanan televisi berlangganan.

Adapun Foxtel sebagian dimiliki oleh News Corp. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar