Jumat, 22 Juli 2011

Ayo Trading Pada Saham Lapis Dua

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham Indonesia Jumat (22/7) berpeluang menguat. Namun, minimnya sentimen akan membatasi kenaikan yang besar. Investor bisa trading padasaham lapis dua.

Reza Priyambada, analis dari Indosurya Sekuritas mengatakan, pola pergerakan IHSG hari ini hampir sama dengan pola di awal bulan, ketika IHSG tembus new high yang berbarengan dengan Yunani dapat persetujuan IMF dan Uni Eropa. “Pola ini berulang tiap kali IHSG tembus new high, yang akan diikuti koreksi 1-2 hari,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, kenaikan IHSG sebenarnya berpotensi berlanjut, setelah kemarin kembali mencetak rekor tertinggi barunya. Namun, sentimen positif tidak banyak, karena laporan kinerja perusahaan AS yang tidak terlalu bagus, sulit memberi sentimen penguatan yang signifikan.

Adapun pengambilan keputusan soal debt limit di Kongress berpotensi deadlock, sehingga investor amankan portofolio. Pelaku pasar juga menunggu hasil pertemuan menteri keuangan Eropa untuk membahas bahas penanganan krisis Yunani agar tidak menyebar ke negara lain.

Sedangkan dari dalam negeri, masih sepi katalis. Apalagi rilis kinerja belum banyak yang keluar. “Jadi kenaikan indeks merupakan peralihan dana asing dari bursa lain ke Indonesia yang memiliki yield lebih bagus,” paparnya.

Di tengah kondisi riskan, karena penguatan tidak didukung oleh sentimen/katalis yang kuat, Reza menyarankan investor untuk trading di saham secondliner. Namun, disarankan untuk disiplin dengan level resistant yang sudah diset oleh individual investor.

Beberapa saham pilihannya adalah Borneo Energy (BORN), Ciputra Surya (CTRS) dan Japfa Comfeed Indonesia (JPFA),”Trading buy untuk saham-saham ini,” ujarnya.

Pada perdagangan Kamis (21/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 17,44 poin (0,43%) ke level 4.068,07, dengan intraday tertinggi di 4.072,82 dan terendah di 4.048,18. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 9,309 miliar lembar saham, senilai Rp 5,652 triliun dan frekuensi 180.295 kali.

Sebanyak 140 saham naik, 126 saham turun, dan 77 saham stagnan. Kendati menguat, aliran dana asing mulai berkurang. Terlihat dari transaksi jual bersih (net foreign sell) yang mencapai Rp5,793 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,760 triliun dan transaksi beli sebesar Rp1,754 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar