Jumat, 22 Juli 2011

Kontrak kakao mulai September

Kontrak kakao mulai September
JAKARTA. Pengelola Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) masih mematangkan rencana peluncuran kontrak kakao. Produk baru ini akan meluncur awal September atau seusai Idul Fitri tahun ini. "Secara administrasi, kami sudah siap," ujar Made Soekarwo, Direktur Utama BBJ, kepada KONTAN, Kamis (21/7).

BBJ bersama pengelola gudang penyimpanan kakao dan penguji mutu sedang merampungkan nota kesepahaman alias MoU mengenai skema penyelesaian transaksi fisik. Kontrak kakao BBJ akan memiliki kode CC5. Transaksi produk itu menggunakan denominasi rupiah.

Menurut Made, penggunaan rupiah sebagai dasar kontrak akan memudahkan investor dan nasabah domestik untuk bertransaksi, meski ada investor yang menginginkan dasar kontrak kakao berbentuk dollar AS. Adapun ukuran kontraknya (size contract) adalah setiap 1 lot setara 5 ton atau 5.000 kilogram.

Demi menghidupkan transaksi produk baru ini, pengelola BBJ juga menyiapkan pialang sebagai penggerak pasar (market maker). Setiap produk multilateral BBJ biasanya memerlukan market maker sebanyak tiga hingga lima pialang. "Saat ini baru ada satu pialang," kata M Bihar Sakti Wibowo, Direktur BBJ.

Tahap awal, BBJ menargetkan volume transaksi kontrak kakao bisa mencapai 100 lot per hari atau 2.000 lot per bulan. BBJ mengharapkan kontrak kakao bisa membantu petani memperoleh harga ideal. Kontrak ini juga demi memaksimalkan potensi kakao sebagai salah satu produk unggulan Indonesia. Bihar bilang, BBJ terus berupaya memasyarakatkan produk-produk kontrak berjangka.

Ibrahim, Analis Senior Harvest International Futures, menyarankan otoritas bursa berjangka untuk gencar melaksanakan sosialisasi. Sebab, sosialisasi adalah masalah klasik yang dihadapi bursa berjangka komoditas.

Apabila sosialisasi menyentuh basis investor secara luas dan merata, hal tersebut berpotensi menaikkan likuiditas pasar berjangka. "Produk kontrak berjangka Indonesia masih berjalan di tempat," kritik Ibrahim.

Setelah melepas kontrak kakao, BBJ berniat meluncurkan kontrak syariah. Bukan hanya itu, ada empat produk baru di luar kontrak kakao dan syariah yang siap dirilis.

Keempat produk itu adalah kontrak kopi, batubara, timah, dan karet. Sebelum melepas produk-produk itu, BBJ harus mengevaluasi terlebih dulu kontrak kakao dan komoditas syariah dalam tiga bulan setelah peluncuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar