Jumat, 22 Juli 2011

Urusan utang beres, UNSP genjot bisnis Domas

Urusan utang beres, UNSP genjot bisnis Domas
JAKARTA. Manajemen PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) kini bisa bernafas lega. Perusahaan ini akhirnya menuntaskan restrukturisasi utang salah satu anak usahanya, PT Domas Agrointi Prima.

Manajemen UNSP kini fokus memperbaiki manajemen anak usahanya tersebut. Dengan manajemen yang lebih baik, perseroan berharap Domas tidak mengulang kesalahan sebelumnya dan bisa menghindari risiko default. "Risiko default pasti ada kalau usahanya gagal, tapi dengan manajemen yang baik mudah-mudahan itu tidak terjadi," kata Harry M. Nadir, Chief Finance Officer UNSP, Kamis (21/7).

Lewat restrukturisasi utang ini, kreditur memberi keringanan kepada Domas untuk membayar bunga saja selama satu tahun, tanpa harus membayar cicilan pokok utang. UNSP pun akan mendorong agar Domas Agrointi bisa menghasilkan laba.

Rencananya, setelah Domas bisa berproduksi dan menghasilkan keuntungan, Domas akan mulai melunasi pokok utangnya. "Pada masa jatuh tempo nanti, sebesar 30%-40% dari utang jatuh tempo akan dilunasi pokok pinjamannya," jelas Harry.

UNSP mengumumkan restrukturisasi utang Domas mulai berlaku efektif pada Rabu (20/7) lalu. Emiten perkebunan Grup Bakrie ini telah melengkapi seluruh berkas dan dokumen yang diperlukannya.

Harry menuturkan, utang yang direstrukturisasi tersebut akan diperpanjang jatuh temponya hingga 6,5 tahun ke depan. "Seluruh utang Domas Agrointi telah kami restrukturisasi," tandas dia.

Bunga ringan

Dengan restrukturisasi tadi, utang Domas yang tadinya berstatus default kini berubah menjadi utang biasa. Akibat perubahan status tersebut, bunga utang juga jauh lebih ringan. Pasalnya, dalam status default, Domas juga harus menanggung berbagai biaya lain selain beban bunga.

Namun Harry tidak bersedia merinci lebih jauh soal biaya-biaya tersebut. Ia juga menolak membeberkan berapa besar bunga utang yang harus ditanggung Domas setelah restrukturisasi. Yang jelas, sebelum ini bunga utang ditetapkan berkisar 6%-10% per tahun, bergantung pada tranche alias seri utang Domas.

Sekadar mengingatkan, UNSP mengakuisisi Domas Agrointi dari kelompok Domba Mas pada Desember 2010 melalui anak perusahaannya, PT Nibung Arthamulia. UNSP merupakan pemegang saham pengendali Nibung dan menguasai 99,99% sahamnya. Emiten ini mengakuisisi Domas dengan mengambil alih tagihan utang atas Grup Domba Mas dari krediturnya terdahulu.

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management menuturkan, restrukturisasi utang Domas akan membuat kinerja UNSP jadi lebih baik. Sebab, waktu pembayaran utang jadi lebih panjang.

Dia menghitung debt to equity ratio (DER) UNSP saat ini masih berada di atas rata-rata rasio utang industri sejenis, yaitu sebesar 1,17 kali. Sebagai perbandingan, DER industri sejenis hanya sekitar 1,1 kali.

Tapi, DER UNSP masih termasuk kecil bila dibandingkan dengan DER beberapa emiten lain yang bergerak di industri yang sama. Misalnya PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dan PT BW Plantation Tbk (BWPT). "Meski utangnya besar, ekuitas UNSP juga besar," sebut Reza.

Sekadar informasi, tahun ini UNSP akan fokus mengembangkan bisnis oleokimia yang selama ini ditekuni Domas Agrointi. UNSP menargetkan kontribusi bisnis oleokimia tahun 2012 bisa mencapai 80% terhadap penjualan konsolidasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar