Jumat, 22 Juli 2011

IHSG Sentuh 4.100, Belum Mahal

INILAH.COM, Jakarta – Kendati telah menyentuh rekor intraday tertinggi di 4.100 pada awal perdagangan, fundamental IHSG dinilai belum mahal. Beberapa saham pun masih berpeluang memberi gain lebih dari 10%.

Presiden dan pendiri PT Astronacci International Gema Goeyardi mengatakan, IHSG berhasil menyentuh level 4.100 tepat pada awal sesi pertama perdagangan Jumat (22/7). “Ini sesuai perkiraan saya semula, bahwa target berikutnya adalah level 4.100 yang dicapai pada akhir Juli, yakni sekitar 22-27 Juli 2011,” katanya kepada INILAH.COM.

Mei lalu, Gema juga berhasil memprediksikan IHSG akan all time high tepat pada 19 Mei 2011.”Ke depan, saya optimistis IHSG mampu naik hingga level 4.500 dalam 8-9 bulan,” ujarnya.

Menurutnya, Astronacci Market Timing meramalkan kenaikan IHSG berdasarkan siklus planetary selama Juli 2011. “Banyak siklus planet yang mendukung pergerakan positif dari market saham dunia, seperti relasi antara Venus dan Saturnus, posisi Matahari pada zodiak Cancer dan bulan pada Aries (22/7), dan lainnya,” paparnya.

Meski menguat pesat, Gema menilai fundamental IHSG saat ini belum mahal. Dengan dukungan pertumbuhan ekonomi yang bagus, bursa saham Indonesia dinilai sangat menarik dengan kenaikan lebih dari 10% pada 2011,”Dan itu sudah tercapai di awal semester dua,” tegasnya.

Ia pun menuturkan, bahwa berdasarkan konsensus analisa fundamental, nilai wajar IHSG berada di level 4.300-4.500. Hal ini didorong perbaikan menyeluruh dari mikro ekonomi Indonesia, yang berdampak pada kuatnya sektor konsumsi dan meningkatnya GDP perkapita Indonesia.

Sementara krisis hutang Eropa dinilai berdampak bagi Indonesia, meski hanya secara sentimen saja. Menurutnya, pemburukan situasi di Eropa atau AS, akan memicu peralihan dana dari pasar Eropa ke Asia. Berdasarkan perhitungan Astrology, siklus bullish besar ini akan terus berlanjut hingga awal 2013. Namun, market akan mulai melambat pada 2 bulan terakhir sebelum penutupan 2012. “Investor jangka panjang tidak perlu khawatir akan terjadinya crash seperti 2008, sebelum 2013,” katanya.

Setelah IHSG menyentuh level tertingginya, Gema masih melihat ada beberapa saham yang menarik dibeli dan berpeluang memberikan gain lebih dari 10% dalam jangka pendek dan menengah. Demi memaksimalkan profit, Gema pun menyarankan investor menyiapkan portfolio management dengan komposisi 60% (buy dan hold) dan 40% (trading). “Strategi buy dan hold dilakukan pada saham-saham lapis dua dan trading untuk saham-saham bluechip,” jelasnya.

Untuk kategori unggulan, Gema memilihkan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), Astra International (ASII), Indofood Sukses Makmur (INDF), Bumi Resources (BUMI), dan United Tractor (UNTR).

Sedangkan untuk lapis dua, ia menjagokan Bhakti Investama (BHIT), Colorpak Indonesia (CLPI), Energi Mega Persada (ENRG), ENRG-W, Polychem Indonesia (ADMG), Media Nusantara Citra (MNCN), Summarecon Agung (SMRA), Bumi Serpong Damai (BSDE) dan Charoen Pokphand Indonesia (CPIN).

Adapun beberapa saham akan rebound setelah jatuh beberapa bulan terakhir, seperti Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Medco Energy (MEDC), BLTA, dan Aneka Tambang (ANTM) juga menarik. "Investor yang memiliki saham-saham tersebut dapat mulai mengambil kesempatan untuk menurunkan average price mereka dengan membeli saat trend reversal terjadi" katanya.

Untuk bulan depan, Astronacci Market Timing meramalkan, mercury retrograde akan terjadi pada 2 Agustus, selain ada fase New Moon pada awal pekan pertama Agustus. “Saat Matahari berada di Leo, koreksi akan cukup agresif, yang berarti tingkat volatilitas market akan cenderung lebih tinggi ketimbang Juli,” ucapnya.

Saat itu terjadi, imbuhnya, short-term trader dapat merealisasikan keuntungan mulai 2 Agustus, dimana terlihat peluang terbentuknya puncak di tanggal-tanggal tersebut. Market juga akan lebih menarik pada bulan puasa tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, dan akan banyak saham lapis dua dan tiga menghiasi market pada Agustus ini, sembari menunggu konsolidasi saham unggulan rampung.

Gema optimistis, pasar Indonesia masih bullish, sehingga setiap koreksi, baik kecil atau besar merupakan kesempatan untuk beli. Ia pun memprediksikan bahwa jika IHSG terkoreksi dalam 2 bulan ke depan, paling lama adalah 14 hari bursa dan maksimum 150-200 poin. “Jika ini terjadi, belilah saham-saham big caps dari sektor perbankan dan industri,“ tutupnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar