Kamis, 07 Juli 2011

Potensi Default Yunani Tetap Jadi Ancaman

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (7/7) diprediksi melemah. Pasar melihat, potensi default Yunani tinggal menunggu waktu.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, rupiah hari ini masih berpotensi melanjutkan pelemahan menjelang data kunci tenaga kerja non-farm payroll yang akan dirilis Jumat (8/7). Angkanya diperkirakan masih positif bagi dolar AS.

Non-farm payroll AS, imbuhnya, diperkirakan naik jadi 87 ribu dari angka sebelumnya 54 ribu. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dan akan bergerak dalam kisaran 8.530 hingga 8.550-8.570 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Sementara itu, lanjutnya, peluang kenaikan suku bunga European Central Bank (ECB) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (7/7) sebesar 25 basis poin ke level 1,50% tidak akan berpengaruh ke pergerakan rupiah hari ini. "Sebab, hal itu sudah terdiskon oleh pasar," ungkapnya.

Di sisi lain, dikatakan Christian, penyebaran krisis Yunani juga masih memicu kekhawatiran di pasar. Sebab, bailout yang akan diberikan ke Yunani pada 15 Juli 2011, hanya bersifat ad hoc (sementara). "Artinya, jika utang Yunani jatuh tempo kembali tahun depan, negara itu masih membutuhkan bailout kembali," ucapnya.

Menurutnya, jika Yunani harus mendapatkan bailout berikutnya, negara itu dinyatakan default (gagal bayar). Pasar sejauh ini sudah mencerminkan potensi default negeri Para Dewa itu. "Default Yunani hampir pasti terjadi. Tinggal menunggu waktu," kata Christian tandas.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (6/7) ditutup melemah tipis 4 poin (0,04%) ke level 8.539/8.549 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar