Kamis, 03 November 2011

Duuh! Kemungkinan 50% Inggris Bakal Resesi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Ekonomi Inggris akan tumbuh kurang dari perkiraan sebelumnya tahun ini dan berikutnya dan ada kemungkinan 50 persen akan tergelincir kembali ke dalam resesi.

Hal ini disampaikan National Institute for Economic and Social Research (Niesr) seperti dikutip Bloomberg. "Perekonomian menghadapi risiko penurunan yang signifikan," kata Niesr dalam laporan yang diterbitkan di London Kamis (3/11) yang mengakibatkan pemangkasan proyeksi untuk tahun 2012 lebih dari setengah.

Dia melihat pertumbuhan 0,9 persen tahun ini dan 0,8 persen tahun depan, turun dari 1,3 persen dan 2 persen pada Agustus. "Data kemiskinan baru-baru ini mendorong penurunan permintaan domestik dibanding perkembangan di kawasan euro, namun ke depan hal ini akan juga mengurangi pertumbuhan ekonomi," katanya. "Perkiraan awal mengasumsikan sebuah resolusi sukses dari krisis kawasan euro, ada risiko penurunan karena itu cukup berarti."

Para pemimpin Eropa berjuang untuk mencegah krisis utang setelah Perdana Menteri Yunani George Papandreou mengatakan akan mengadakan referendum pada paket bailout Uni Eropa yang disepakati pekan lalu, meningkatkan kekhawatiran untuk kemungkinan terjadi default.

Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengatakan kekacauan 1 November dipicu oleh keputusan yang akan membuat pemulihan Inggris lebih sulit.

Niesr, yang kliennya termasuk Departemen Keuangan Inggris dan Bank of England, mengatakan perekonomian tidak akan kembali ke puncak pra-resesi hingga akhir 2013, sehingga ini pemulihan paling lambat sejak akhir Perang Dunia I.

Hal ini juga melihat inflasi berkurang dari rata-rata 4,4 persen tahun ini menjadi 2,3 persen pada 2012. Niesr memangkas perkiraan pertumbuhan global sekitar setengah persentase poin menjadi 4 persen tahun ini dan 2012.

Akibat prospek memburuk, Bank of England merestart pembelian obligasi darurat bulan lalu, sebuah pergerakan Niesr masih mengatakan "benar". "Ini mungkin tidak cukup dan Osborne harus memperlonggar pengetatan fiskal," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar