Kamis, 03 November 2011

G20, The Fed dan ECB Bebani Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (3/11) diprediksi melemah terbatas. Pertemuan ECB, Fed dan G20 jadi pemicunya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya karena pasar sudah sudah mulai fokus pada pertemuan G20 di Perancis yang dimulai Kamis (2/11).

Di sisi lain, lanjutnya, investor juga akan mengantisipasi kemungkinan pelonggaran moneter dari European Central Bank (ECB) yang juga mengagendakan pertemuan hari ini pukul 19.45 WIB. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran 8.900-9.000 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Lebih jauh Firman menjelaskan, meski ECB diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga acuannya di level 1,5%, tapi, dengan semakin tidak pastinya kondisi di Eropa, tentu akan membuat sebagian trader mengantisipasi penurunan suku bunga. "Karena itu, rupiah masih berpeluang melemah," ujarnya.

Tapi, Firman memperkirakan, pelemahan rupiah akan terbatas. Sebab, intervensi BI masih akan tetap menjaga agar pelemahan rupiah tidak terlalu tajam.

Pada saat yang sama, pelemahan rupiah juga dipicu oleh pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) semalam. Pasar sedikit kecewa bagi mereka yang mengharapkan pelonggaran moneter The Fed. Sebab, data Gross Domestic Product (GDP) AS pekan lalu cukup positif.

GDP AS yang dirilis pekan lalu, di atas ekspektasi jadi 2,5% dari prediksi 2,3% untuk data sementara kuartal III-2011 dari rilis sebelumnya 1,3%. "Ini memberikan alasan bagi bank sentral untuk tidak memberikan stimulus lanjutan," ucapnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (2/11) ditutup melemah 37 poin (0,41%) ke evel 8.925/8.935 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar